LAPORAN PRAKTIKUM KERJA
BATU (MANSORY)
Nama : M. Rizky
Abdulloh
NIM : 1331310029
Program Studi : D-3
Teknik Sipil
Kelas : 1C
JURUSAN
TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK
NEGERI MALANG
2013
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT
karena dengan rahmat dan karunianya, kami masih di beri kesempatan untuk
menyelesaikan materi ini. Tidak lupa kami ucapkan terimahkasih kepada dosen
pembimbing yang telah memberikan
kepercayaan kepada kami dalam menyelesaikan laporan ini, serta teman –
teman yang memberikan dukungan baik berupa moral maupun moril dalam
penyelesaian laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini
masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan, karena sesungguhnya inilah
keterbatasan ilmu yang kami miliki dan kami juga hanyalah manusia biasa.Seperti
kata pepatah “Tak ada gading yang tak retak” tak ada manusia yang luput dari
kesalahan, begitupula dengan kami, karena kesempurnaan hanyalah milik Allah
SWT.Maka dari itu saran dan kritik dari pembaca sangat kami harapkan demi
kelancaran dalam pembuatan laporan berikutnya dan juga untuk menmbah wawasan
kami sebagai penulis dan semoga dengan selesainya laporan ini dapat bermanfaat
bagi penulis dan juga bagi para pembaca serta teman – teman pada umumnya.
BAB I
PENDAHULUAN
Kerja batu atau sering disebut juga mansory
adalah pekerjaan pemasangan inding atau
bata baik untuk lantai, dinding, maupun pagar.
Latar
Belakang
Fakta
dilapangan masih banyak pengawas, mandor maupun pekerja yang masih belum memahami tentang Mansory
(Kerja Batu) dari segi pemahaman materi maupun cara mempraktikan dilapangan.
Untuk menghindari hal tersebut maka diadakan pembelajaran tentang praktik kerja
batu dilapangan dan dibuatnya Laporan Kerja Batu sebagai referensi yang
dipelajari.
BAB II
DASAR TEORI
2.1
BAHAN DAN PERALATAN
1. Jenis Bahan
a.
Batu Bata
Bata adalah
suatu bahan yang terbuat dari tanah liat, kemudian dicetak dalam ukuran
tertentu.Berbentuk balok yang dikeraskan melalui pembakaran. Standar ukuran
bata di Indonesia adalah
52 mm x 115 mm x 240 mm
50
mm x 110 mm x 230 mm
Penyimpanannya: pada dasarnya batu dilapangan harus
diberi alas agar air dibawahnya tidak meresap, karena bata mempunyai daya serap
yang tinggi. Sebaiknya di atasnya ditutupi dengan terpal atau plastik agar
terlindung dari cuaca yang akan mengurangi mutu bata itu sendiri.
b.
Kapur
Kapur berasal dari pembakaran baru
kapur, kemudian dilebur dalam air sehingga menjadi tepung.Sifat dari kapur
adalah menyerap air. Justru itu kapur harus disimpan terhindar dari
kelembapan.Kapur berfungsi sebagai bahan pengikat dan perekat dalam adukan.Agar
kapur tetap mempunyai daya ikat yang baik maka penyimpanan kapur dilapangan
harus di tempat kering dan di usahakan beratap agar terhindar dari hujan,
penimbunan kapur ini juga harus lebih tinggi dari permukaan banjir daerah
tersebut.
c.
Pasir
Pasir adalah suatu bahan bangunan
yang berasal dari sungai, gunung, dan juga gilingan batu. Fungsinya pada
pasangan sebagai pengisi. Penyimpanannya: setiap penumpukan pasir harus diberi pagar
atau duri-duri disetiap sisinya agar tidak dijangkau oleh kucing, ayam, dan
hewan lainnya.
d.
Air
Air yang digunakan untuk pengaturan
mortar hendaknya air bersih atau air yang dapat di minum.Air berfungsi untuk menyatukan
adukan mortar, merendam bata, dan membersihkan pasangan sebelum disambung dan
lain-lain. Tidak dibenarkan memakai air yang mengandung minyak, alkali, dan
garam untuk mengaduk mortar, sebab ini akan mengurangi kekuatan pasangan dan
jangan memakai air yang mengandung zat besi atau tingkat keasamannya tinggi.
2. Peralatan
a.
Palu
pemotong bata
Untuk
memotong bata, membelah, dan mempertajam batu bata. Disamping itu juga dapat di
gunakan untuk memukul paku.
b.
Waterpass
Waterpass
terbuat dari kayu atau aluminium atau kotak nivo yaitu sebuah tabung gelas yang
di dalamnya berisi cairan eter dan ada gelembung udara di dalamnya.Waterpas
pada umumnya mempunyai dua tabung nivo yang satu untuk mengukur kedataran dan
yang satu untuk ketegakan.
c.
Sendok Spesi
Berguna
untuk mengambil dan meletakkan mortar dalam pemasangan. Alat ini terbuat dari
plat baja yang tipis dan tangkai kayu. Daun sendok ini terbuat berbentuk
segitiga dan sisinya sama panjang bata.
d.
Sendok
Plasteran
Berguna
untuk mendrop pada saat memplaster dinding dan juga untuk menghaluskan dinding.
Alat ini terbuat dari plat tipis dan diberi tangkai kayu dibelakangnya.
e.
Blok dan
Line bobbyn
Blok Bobbyn
terbuat dari 2 buah potongan kayu yang dibentuk sedemikian rupa dan di huungkan
dengan benang sedangkan Line Bobbyn terbuat dari besi di hubungkan dengan
benang, guna kedua alat ini di gunakan untuk mencatokkan benang sebagai pedoman
pemasangan batu.
j.
Ruskam
Terbuat dari kayu tipis atau papan
yang diberi pasangan untuk meratakan plasteran dinding.
n.
Kotak spesi
Berguna untuk meletakkan mortar
k.
Meteran
Untuk
mengukur ketebalan, lebar, panjang, dan tinggi pada medan kerja. Panjangnya
bermacam-macam 1m-5m.meteran ada yang terbuat dari plat baja tipis dan digulung
dari kotak kecil sebagai pelindungnya. Juga ada meteran kayu yang dilipat.
f.
Plat siku
Alat ini
terbuat dari plat besi atau baja dengan membentuk siku 90o
dilengkapi dengan garis (cm), gunanya untuk menyetel kesikuan pasangan pada
sudut-sudut pertemuan dinding.
p.
Jidar
Untuk meratakan plasteran dinding
atau lantai beton.
80
|
250
|
10
|
q.
Ayakan pasir
Untuk menyaring pasir, semen dan kapur.
r.
Gerobak
dorong
Untuk mengangkut pasir, semen, kapur
dan mortar.
o.
Tongkat ukur
Untuk menentukan tinggi setiap
lapisan pasangan, dan juga untuk mebantu waterpass dalam menentukan
kedataran pasangan.
BAB III
JOB I
MEMASANG DINDING SETENGAH BATU
MEMBENTUK SUDUT
A.
TUJUAN
·
Mahasiswa mampu memasang dinding satu bata dan
mencetaknya.
·
Mahasiswa mampu melakukan pemasangan bata dengan sudut
siku di pertemuan dinding.
·
Mahasiswa dapat membuat sudut siku-siku dilapangan dengan
alat sederhana
·
Mahasiswa dapat membuat konstruksi sambungan sudut
siku dengan benar
·
Mahasiswa dapat memasang batu bata pada sudut
pertemuan dinding dengan tegak dan datar
B. INSTRUKSI
UMUM
·
Teknik perletakan batu
dan mortar harus benar
·
Setiap lapisan batu bata harus dicek kedatarannya dan
kelurusannya
·
Setiap pengambilan mortar dengan sendok spesi harus
pas untuk memasang batu bata.
C.
ALAT
·
Sendok spesi
·
Kotak spesi
·
Ember
·
Ayakan pasir
·
Line bobbyn
·
Water pass
·
Meteran
·
Skop
·
Gerobak dorong
D. BAHAN
·
Pasir
·
Kapur
·
Batu bata
·
Air
E. LANGKAH
KERJA
1)
Pakaian
kerja digunakan saat bekerja
2)
Adukan spesi
dibuat dengan perbandingan 1:6, dimana satu kapur, dan enam pasir.
3)
Benang
dipasang sebagai pedoman untuk kelurusan pasangan batu bata dan line bobbyn
digunakan untuk membentuk sudut siku
4)
Mulai
memasang batadengan mengikuti benang tadi dan lapisan paling bawah diberi spesi
sebagai siar datar
5)
Sudut siku
dibuat berdasarkan line bobbyn
6)
Pasangan
bata dilanjutkan sampai pada ketinggian tertentu dan tetap memperhatikan
kerapian siar dengan ketebalan 1 cm + 2mm pada pasangan bata
7)
Kedataran
pasangan bata selalu dicek dengan waterpass
F. ANALISIS
BAHAN
Diketahui :
ü Ukuran batu
bata : 21 x 10 x 4,5 cm
ü Tebal siar
datar : 1cm + 2mm
ü Panjang pasangan : 126 cm
ü Tinggi
pasangan : 77,5 cm
ü Komposisi
campuran : 1 kapur : 6 pasir
ü Jumlah bata
yang digunakan
Luas dinding
segi empat
= 126x76
= 9576 cm2
Jumlah bata
Horizontal =
6 biji
Vertikal =
12 biji
Jumlah total
6x12 = 432
biji
G. GAMBAR KERJA
H. KESIMPULAN
Pada
pekerjaan job memasang dinding setengah bata membentuk sudut siku diperoleh
kesimpulan :
ü Jumlah bata
yang digunakan sebanyak 432 biji
ü Kapur yang
digunakan sebanyak 6 ember
ü Pasir yang
digunakan sebanyak 4 plastik
I. SARAN
1.
Pastikan
pasangan dinding batu benar benar siku pada sudut pertemuannya
2.
Siar tegak
yang terdapat pada dinding itu tidak boleh sejajar
3.
Usahakan
line bobbyn tidak boleh kendor
4.
Melakukan
pengecekan untuk tiap lapisan bata agar hasil lebih maksimal serta tidak
menjadi hambatan nantinya
5.
Penempatan
alat dan bahan kiranya ditempatkan yang muda dijangkau serta tidak menghalangi
orang lain.
JOB IV
PLESTERAN
A. Tujuan
1.
Mahasiswa mampu
memplester dinding batu bata dengan baik dan benar, serta rata.
2.
Mahasiswa mampu
menghitung kebutuhan bahan yang dipakai.
3.
Dapat
menggunakan alat dengan baik dan benar.
B. Instruksi Umum
Pleteran dilakukan bertujuan untuk menutupi ketidak
seragaman bentuk batu bata. Plesteran juga berfungsi untuk melindungi dinding
dari pengaruh cuaca, serta memberikan permukaan yang rata dan halus pada
dinding.
C. Keselamatan Kerja
Ø Memakai
pakaian kerja
Ø Memakai masker dan sepatu pengaman
Ø Memakai sarung tangan
Ø Mengutamakan keamanan dalam bekerja
Ø Bekerja sesuai dengan langkah kerja
D. Alat dan bahan
Alat:
1.
Sendok spasi,
2.
Sekop
3.
Ember
4.
Ayakan pasir
5.
Waterpass
6.
Benang
7.
Ruskam kayu
8.
Talangan,
berfungsi menampung campuran dalam jumlah sedikit.
Bahan:
1.
Pasir
2. Kapur
3.
Air
E. Prosedur Pelaksanaan / Langkah Kerja
1.
Sebelum
melakukan pekerjaan periksa kelurusan dan ketegakan dinding dengan menggunakan
waterpass.
2.
Semua
kotoran yang menempel didinding dibersihkan dengan sikat, lap, atau semacamnya
3.
Sebelum
melakukan plesteran, jika dinding terlalu kering terlebih dahulu dipercikan air
untuk melembabkan dinding agar ikatan yang terjadi antara dinding dengan mortar
sempura.
4.
Menyiapkan
dan mengatur peralatan yang akan digunakan pada lokasi pekerjaan
5.
Tebal plesteran
untu klapisan adalah 10 mm dengan komposisi adukan 1 kapur : 2 pasir.
6.
Mengambil
Pasir dan kapur yang ingin digunakan
7.
Pasir dan
kapur di ayak sebelum di aduk
9.
Bahan di
aduk dengan cara memindahkan pasir dan kapur dengan sekop dari ujung yang satu
keujung yang lainnya hingga bahan tersebut tercampur dengan rata.
10.
Bahan yang
sudah diaduk di kumpulkan ditengah-tengah lalu diatasnya diberi lubang.
Kemudian pada lubang tersebut diberi air sebanyak yang dibutuhkan.
11.
Bahan
tersebut kemudian diaduk dengan cara membolak balikkan dengan menggunakan sekop
serta memindahkannya dari ujung yang satu keujung lainnya sampai tercampur
rata.
12.
Plesteran
dimulai dari pemasangan papan kayu/klos setebal 1 cm untuk membuat kepala
plesteran, setelah itu ratakan plester dengan tebal sesuai kepala plester.
13.
Plester
setiap sisi dinding dengan menambahkan campuran.
14.
Untuk
sedikit menghaluskan dan meratakan permukaan maka kita gosok dengan ruskam,
dengan cara digosok dengan arah melingkar berulang kali, sebaiknya ruskam dibasahi
air lalu gosok lagi.
F. Analisa Perhitungan
Tinggi
bidang kerja
= (tinggi bata x 12) + (tebal spesi)
= (4,5 cm x 12) + (1 cm)
=
(76,5 + 1) cm
= 77,5
cm
Lebar bidang kerja = 126 cm
Luas Bidang Kerja = (126 x 77,5) cm2 = 9765 cm2
Volume Plesteran = Luas x Tebal
Plesteran x sisi
=
(9765)(1)(1) cm3
=
9765 cm3
Pada pekerjaan job Plesteran
diperoleh data sebagai berikut :
ü Kapur yang
digunakan sebanyak 2 ember
ü Pasir yang
digunakan sebanyak 1 plastik
Perbandingan Campuran 1:2
G. Gambar Kerja
H. Kesimpulandan
Saran
Kesimpulan:
Ø Memplester
dinding dilakukan untuk menyeragamkan ketebalan bata / dinding, serta melindungi dari panas matahari.
Ø Plesteran
digunakan untuk menutupi permukaan dinding agar terlihat rapi.
Ø Plesteran
juga berguna untuk memper kokoh bangunan agar tidak cepat runtuh
Saran:
Ø Pada saat
melakukan plesteran dimulai dari permukaan dinding yang paling menonjol sebagai
acuan.
Ø Usahakan
ketebalan plesteran tidak melebihi standar
yang ditentukan (1 – 1,5) cm.
JOB VI
PENGACIAN
A.
Tujuan
1.
Dapat
melaksanakan pengacian dengan baik dan
benar sesuai instruksi
2.
Mampu
mengetahui alat dan bahan yang dibutuhkan
3.
Memahami
tata cara pelaksanaan dan mengetahui dasar-dasar pengacian
B.
Instruksi
Umum
1.
Pahami
gambar kerja
2.
Gunakan alat
sesuai dengan fungsinya agar pekerjaan job cepat terlaksana
3.
Setelah
melaksanakan pekerjaan bersihkan lokasi dan alat
C.
Keselamatan
Kerja
a.
Memakai
pakaian kerja
b.
Memakai
masker dan sepatu pengaman
c.
Mengutamakan
keamanan dalam bekerja
d.
Bekerja
sesuai dengan langkah kerja
D.
Alat dan
bahan
Alat:
1.
Sendok spasi
2.
Sekop
3.
Ember
4.
Gerobak
Dorong
Bahan:
1. Kapur
2. Air
E.
Prosedur Pelaksanaan / Langkah Kerja
1.
Siapkan alat
dan bahan yang akan digunakan
2.
Bidang muka
plesteran dibersihkan
3.
Bidang muka
plesteran disiram air sedikit demi sedikit agar nantinya acian mudah melekat
pada permukaan plesteran
4.
Plesteran
disiram dengan air kapur dengan ketentuan tahap 1 lapisan acian agak tipis
5.
Ketebalan
acian ditambah dengan menempelkan acian pada lapisan tipis sebelumnya dengan
menggunakan skrap.
6.
Lakukan
pengacian dengan teknik skrap ditekan keatas pada permukaan plesteran. Hal ini
untuk memudahkan proses melekatnya acian pada plesteran
7.
Basahi skrap
dengan air untuk memperhalus permukaan acian
8.
Lakukan
pengacian hingga seluruh permukaan plesteran tertutupi oleh acian
F. Analisa Perhitungan
L = 9765 cm2
Tebal
acian = 3 mm = 0,003 m
Volume
acian = L x tebal acian
=
9765 cm2x 0,003 m
=
29,295 m3
Kebutuhan
kapur = 1,5 plastik
G. Kesimpulan
dan Saran
·
Kesimpulan
Setelah melaksanakan praktikum ini kita dapat
mengetahui cara pengacian yang benar dan sesuai dengan tingkat kerataan,
kedataran serta keseimbangan dan juga mengetahui kekentalan campuran mortar
yang digunakan untuk pengacian.
·
Saran
Sebaiknya pengacian yang berhadapan dengan tembok
harus memperhatikan kesikuan bidang pasangan sebab bidang pasangan tersebut
tidak selamannya benar-benar siku maka pengacian pada ujung bidang harus di sesuaikan ketebalan aciannya.
Terima Kasih
terima kasih
BalasHapussemoga bermanfaat :)
Hapus