Jumat, 08 November 2013

Laporan Pratikum Kerja Batu



LAPORAN PRAKTIKUM KERJA
BATU (MANSORY)


Nama : M. Rizky Abdulloh
NIM : 1331310029
Program Studi : D-3 Teknik Sipil
Kelas : 1C



JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2013



KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan karunianya, kami masih di beri kesempatan untuk menyelesaikan materi ini. Tidak lupa kami ucapkan terimahkasih kepada dosen pembimbing yang telah memberikan  kepercayaan kepada kami dalam menyelesaikan laporan ini, serta teman – teman yang memberikan dukungan baik berupa moral maupun moril dalam penyelesaian laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan, karena sesungguhnya inilah keterbatasan ilmu yang kami miliki dan kami juga hanyalah manusia biasa.Seperti kata pepatah “Tak ada gading yang tak retak” tak ada manusia yang luput dari kesalahan, begitupula dengan kami, karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT.Maka dari itu saran dan kritik dari pembaca sangat kami harapkan demi kelancaran dalam pembuatan laporan berikutnya dan juga untuk menmbah wawasan kami sebagai penulis dan semoga dengan selesainya laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan juga bagi para pembaca serta teman – teman pada umumnya.



BAB I
PENDAHULUAN
 Kerja batu atau sering disebut juga mansory adalah pekerjaan pemasangan inding atau  bata baik untuk lantai, dinding, maupun pagar.
Latar Belakang
Fakta dilapangan masih banyak pengawas, mandor maupun pekerja  yang masih belum memahami tentang Mansory (Kerja Batu) dari segi pemahaman materi maupun cara mempraktikan dilapangan. Untuk menghindari hal tersebut maka diadakan pembelajaran tentang praktik kerja batu dilapangan dan dibuatnya Laporan Kerja Batu sebagai referensi yang dipelajari.
BAB II
DASAR TEORI
2.1  BAHAN DAN PERALATAN
1.      Jenis Bahan
a.       Batu Bata
Bata adalah suatu bahan yang terbuat dari tanah liat, kemudian dicetak dalam ukuran tertentu.Berbentuk balok yang dikeraskan melalui pembakaran. Standar ukuran bata di Indonesia adalah
                                                                        52 mm x 115 mm x 240 mm
                                                                        50 mm x 110 mm x 230 mm
Penyimpanannya: pada dasarnya batu dilapangan harus diberi alas agar air dibawahnya tidak meresap, karena bata mempunyai daya serap yang tinggi. Sebaiknya di atasnya ditutupi dengan terpal atau plastik agar terlindung dari cuaca yang akan mengurangi mutu bata itu sendiri.
b.      Kapur
Kapur berasal dari pembakaran baru kapur, kemudian dilebur dalam air sehingga menjadi tepung.Sifat dari kapur adalah menyerap air. Justru itu kapur harus disimpan terhindar dari kelembapan.Kapur berfungsi sebagai bahan pengikat dan perekat dalam adukan.Agar kapur tetap mempunyai daya ikat yang baik maka penyimpanan kapur dilapangan harus di tempat kering dan di usahakan beratap agar terhindar dari hujan, penimbunan kapur ini juga harus lebih tinggi dari permukaan banjir daerah tersebut.



c.      Pasir
Pasir adalah suatu bahan bangunan yang berasal dari sungai, gunung, dan juga gilingan batu. Fungsinya pada pasangan sebagai pengisi. Penyimpanannya: setiap penumpukan pasir harus diberi pagar atau duri-duri disetiap sisinya agar tidak dijangkau oleh kucing, ayam, dan hewan lainnya.
d.       Air
Air yang digunakan untuk pengaturan mortar hendaknya air bersih atau air yang dapat di minum.Air berfungsi untuk menyatukan adukan mortar, merendam bata, dan membersihkan pasangan sebelum disambung dan lain-lain. Tidak dibenarkan memakai air yang mengandung minyak, alkali, dan garam untuk mengaduk mortar, sebab ini akan mengurangi kekuatan pasangan dan jangan memakai air yang mengandung zat besi atau tingkat keasamannya tinggi.

2.      Peralatan
a.       Palu pemotong bata
Untuk memotong bata, membelah, dan mempertajam batu bata. Disamping itu juga dapat di gunakan untuk memukul paku.
b.      Waterpass
Waterpass terbuat dari kayu atau aluminium atau kotak nivo yaitu sebuah tabung gelas yang di dalamnya berisi cairan eter dan ada gelembung udara di dalamnya.Waterpas pada umumnya mempunyai dua tabung nivo yang satu untuk mengukur kedataran dan yang satu untuk ketegakan.
c.       Sendok Spesi
Berguna untuk mengambil dan meletakkan mortar dalam pemasangan. Alat ini terbuat dari plat baja yang tipis dan tangkai kayu. Daun sendok ini terbuat berbentuk segitiga dan sisinya sama panjang bata.
d.      Sendok Plasteran
Berguna untuk mendrop pada saat memplaster dinding dan juga untuk menghaluskan dinding. Alat ini terbuat dari plat tipis dan diberi tangkai kayu dibelakangnya.




e.      Blok dan Line bobbyn
Blok Bobbyn terbuat dari 2 buah potongan kayu yang dibentuk sedemikian rupa dan di huungkan dengan benang sedangkan Line Bobbyn terbuat dari besi di hubungkan dengan benang, guna kedua alat ini di gunakan untuk mencatokkan benang sebagai pedoman pemasangan batu.
j.        Ruskam
Terbuat dari kayu tipis atau papan yang diberi pasangan untuk meratakan plasteran dinding.
n.      Kotak spesi
Berguna untuk meletakkan mortar
k.      Meteran
Untuk mengukur ketebalan, lebar, panjang, dan tinggi pada medan kerja. Panjangnya bermacam-macam 1m-5m.meteran ada yang terbuat dari plat baja tipis dan digulung dari kotak kecil sebagai pelindungnya. Juga ada meteran kayu yang dilipat.
f.       Plat siku
Alat ini terbuat dari plat besi atau baja dengan membentuk siku 90o dilengkapi dengan garis (cm), gunanya untuk menyetel kesikuan pasangan pada sudut-sudut pertemuan dinding.
p.      Jidar
Untuk meratakan plasteran dinding atau lantai beton.
80

250

10
q.      Ayakan pasir
Untuk menyaring pasir, semen dan kapur.
r.        Gerobak dorong
Untuk mengangkut pasir, semen, kapur dan mortar.
o.     Tongkat ukur
Untuk menentukan tinggi setiap lapisan pasangan, dan juga untuk mebantu waterpass dalam  menentukan kedataran pasangan.





BAB III
JOB I
MEMASANG DINDING SETENGAH BATU MEMBENTUK SUDUT
A.     TUJUAN
·           Mahasiswa mampu memasang dinding satu bata dan mencetaknya.
·           Mahasiswa mampu melakukan pemasangan bata dengan sudut siku di pertemuan dinding.
·           Mahasiswa dapat membuat sudut siku-siku dilapangan dengan alat sederhana
·           Mahasiswa dapat membuat konstruksi sambungan sudut siku dengan benar
·           Mahasiswa dapat memasang batu bata pada sudut pertemuan dinding dengan tegak dan datar
B.     INSTRUKSI UMUM
·         Teknik perletakan batu  dan mortar harus benar
·         Setiap lapisan batu bata harus dicek kedatarannya dan kelurusannya
·         Setiap pengambilan mortar dengan sendok spesi harus pas untuk memasang batu bata.
C.     ALAT
·         Sendok spesi
·          Kotak spesi
·          Ember
·          Ayakan pasir
·         Line bobbyn
·         Water pass
·         Meteran
·         Skop
·         Gerobak dorong  
D.     BAHAN
·         Pasir
·         Kapur
·         Batu bata
·         Air
E.     LANGKAH KERJA
1)      Pakaian kerja digunakan saat bekerja
2)      Adukan spesi dibuat dengan perbandingan 1:6, dimana satu kapur, dan enam pasir.
3)      Benang dipasang sebagai pedoman untuk kelurusan pasangan batu bata dan line bobbyn digunakan untuk membentuk sudut siku
4)      Mulai memasang batadengan mengikuti benang tadi dan lapisan paling bawah diberi spesi sebagai siar datar
5)      Sudut siku dibuat berdasarkan line bobbyn
6)      Pasangan bata dilanjutkan sampai pada ketinggian tertentu dan tetap memperhatikan kerapian siar dengan ketebalan 1 cm + 2mm pada pasangan bata
7)      Kedataran pasangan bata selalu dicek dengan waterpass

F.      ANALISIS BAHAN
Diketahui :
ü  Ukuran batu bata : 21 x 10 x 4,5 cm
ü  Tebal siar datar : 1cm + 2mm  
ü  Panjang pasangan  : 126 cm
ü  Tinggi pasangan : 77,5 cm
ü  Komposisi campuran : 1 kapur : 6 pasir
ü  Jumlah bata yang digunakan
Luas dinding segi empat
= 126x76
= 9576 cm2
Jumlah bata
Horizontal = 6 biji
Vertikal = 12 biji
Jumlah total
6x12 = 432 biji






G.     GAMBAR KERJA 



H.     KESIMPULAN
Pada pekerjaan job memasang dinding setengah bata membentuk sudut siku diperoleh kesimpulan :
ü  Jumlah bata yang digunakan sebanyak 432 biji
ü  Kapur yang digunakan sebanyak 6 ember
ü  Pasir yang digunakan sebanyak  4 plastik

I.        SARAN
1.      Pastikan pasangan dinding batu benar benar siku pada sudut pertemuannya
2.      Siar tegak yang terdapat pada dinding itu tidak boleh sejajar
3.      Usahakan line bobbyn tidak boleh kendor
4.      Melakukan pengecekan untuk tiap lapisan bata agar hasil lebih maksimal serta tidak menjadi hambatan nantinya
5.      Penempatan alat dan bahan kiranya ditempatkan yang muda dijangkau serta tidak menghalangi orang lain.
JOB IV
PLESTERAN
A.      Tujuan
1.    Mahasiswa mampu memplester dinding batu bata dengan baik dan benar, serta rata.
2.    Mahasiswa mampu menghitung kebutuhan bahan yang dipakai.
3.    Dapat menggunakan alat dengan baik dan benar.

B.      Instruksi Umum
Pleteran dilakukan bertujuan untuk menutupi ketidak seragaman bentuk batu bata. Plesteran juga berfungsi untuk melindungi dinding dari pengaruh cuaca, serta memberikan permukaan yang rata dan halus pada dinding.

C.      Keselamatan Kerja
Ø Memakai pakaian kerja
Ø  Memakai masker dan sepatu pengaman
Ø  Memakai sarung tangan
Ø  Mengutamakan keamanan dalam bekerja
Ø  Bekerja sesuai dengan langkah kerja

D.      Alat dan bahan
            Alat:
1.    Sendok spasi,
2.     Sekop
3.    Ember
4.    Ayakan pasir
5.      Waterpass
6.      Benang
7.       Ruskam kayu
8.       Talangan, berfungsi menampung campuran dalam jumlah sedikit.



Bahan:
1.      Pasir
2.     Kapur
3.      Air                                                                                                                                          

E.      Prosedur Pelaksanaan / Langkah Kerja
1.        Sebelum melakukan pekerjaan periksa kelurusan dan ketegakan dinding dengan menggunakan waterpass.
2.        Semua kotoran yang menempel didinding dibersihkan dengan sikat, lap, atau semacamnya
3.        Sebelum melakukan plesteran, jika dinding terlalu kering terlebih dahulu dipercikan air untuk melembabkan dinding agar ikatan yang terjadi antara dinding dengan mortar sempura.
4.        Menyiapkan dan mengatur peralatan yang akan digunakan pada lokasi pekerjaan
5.        Tebal plesteran untu klapisan adalah 10 mm dengan komposisi adukan 1 kapur : 2 pasir.
6.        Mengambil Pasir dan kapur yang ingin digunakan
7.        Pasir dan kapur di ayak sebelum di aduk
9.        Bahan di aduk dengan cara memindahkan pasir dan kapur dengan sekop dari ujung yang satu keujung yang lainnya hingga bahan tersebut tercampur dengan rata.
10.    Bahan yang sudah diaduk di kumpulkan ditengah-tengah lalu diatasnya diberi lubang. Kemudian pada lubang tersebut diberi air sebanyak yang dibutuhkan.
11.    Bahan tersebut kemudian diaduk dengan cara membolak balikkan dengan menggunakan sekop serta memindahkannya dari ujung yang satu keujung lainnya sampai tercampur rata.
12.    Plesteran dimulai dari pemasangan papan kayu/klos setebal 1 cm untuk membuat kepala plesteran, setelah itu ratakan plester dengan tebal sesuai kepala plester.
13.    Plester setiap sisi dinding dengan menambahkan campuran.
14.    Untuk sedikit menghaluskan dan meratakan permukaan maka kita gosok dengan ruskam, dengan cara digosok dengan arah melingkar berulang kali, sebaiknya ruskam dibasahi air lalu gosok lagi.






F.         Analisa Perhitungan

Tinggi bidang kerja                               = (tinggi bata x 12) + (tebal spesi)
                                                               = (4,5 cm x 12) + (1 cm)
                                                              = (76,5 + 1) cm
                                                               =  77,5 cm
Lebar bidang kerja                                = 126 cm
Luas Bidang Kerja                               =  (126 x 77,5) cm2 = 9765 cm2
Volume Plesteran                                 = Luas x Tebal Plesteran x sisi
                                                              = (9765)(1)(1) cm3
                                                              = 9765 cm3
Pada pekerjaan job Plesteran diperoleh data sebagai berikut :
ü  Kapur yang digunakan sebanyak 2 ember
ü  Pasir yang digunakan sebanyak  1 plastik
Perbandingan Campuran 1:2

G.      Gambar Kerja




H. Kesimpulandan Saran
Kesimpulan:
Ø  Memplester dinding dilakukan untuk menyeragamkan ketebalan bata / dinding, serta    melindungi dari panas matahari.
Ø    Plesteran digunakan untuk menutupi permukaan dinding agar terlihat rapi.
Ø  Plesteran juga berguna untuk memper kokoh bangunan agar tidak cepat runtuh
Saran:
Ø  Pada saat melakukan plesteran dimulai dari permukaan dinding yang paling menonjol sebagai acuan.
Ø  Usahakan ketebalan plesteran tidak melebihi standar  yang ditentukan (1 – 1,5) cm.



JOB VI
PENGACIAN


A.      Tujuan
1.      Dapat melaksanakan pengacian  dengan baik dan benar sesuai instruksi
2.      Mampu mengetahui alat dan bahan yang dibutuhkan
3.      Memahami tata cara pelaksanaan dan mengetahui dasar-dasar pengacian

B.     Instruksi Umum
1.      Pahami gambar kerja
2.      Gunakan alat sesuai dengan fungsinya agar pekerjaan job cepat terlaksana
3.      Setelah melaksanakan pekerjaan bersihkan lokasi dan alat

C.     Keselamatan Kerja
a.       Memakai pakaian kerja
b.      Memakai masker dan sepatu pengaman
c.      Mengutamakan keamanan dalam bekerja
d.       Bekerja sesuai dengan langkah kerja
D.     Alat dan bahan
Alat:
1.      Sendok spasi
2.      Sekop
3.      Ember
4.      Gerobak Dorong
Bahan:
1.       Kapur
2.       Air                                                                  

E.       Prosedur Pelaksanaan / Langkah Kerja
1.   Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2.   Bidang muka plesteran dibersihkan
3.   Bidang muka plesteran disiram air sedikit demi sedikit agar nantinya acian mudah melekat pada permukaan plesteran
4.   Plesteran disiram dengan air kapur dengan ketentuan tahap 1 lapisan acian agak tipis
5.   Ketebalan acian ditambah dengan menempelkan acian pada lapisan tipis sebelumnya dengan menggunakan skrap.
6.   Lakukan pengacian dengan teknik skrap ditekan keatas pada permukaan plesteran. Hal ini untuk memudahkan proses melekatnya acian pada plesteran
7.   Basahi skrap dengan air untuk memperhalus permukaan acian
8.   Lakukan pengacian hingga seluruh permukaan plesteran tertutupi oleh acian

F.             Analisa Perhitungan
             L  =  9765 cm2

            Tebal acian                  = 3 mm = 0,003 m

            Volume acian              = L x tebal acian
                                                = 9765 cm2x 0,003 m
                                                = 29,295 m3

            Kebutuhan kapur        = 1,5 plastik


G.     Kesimpulan dan Saran
·      Kesimpulan
Setelah melaksanakan praktikum ini kita dapat mengetahui cara pengacian yang benar dan sesuai dengan tingkat kerataan, kedataran serta keseimbangan dan juga mengetahui kekentalan campuran mortar yang digunakan untuk pengacian.
·      Saran
Sebaiknya pengacian yang berhadapan dengan tembok harus memperhatikan kesikuan bidang pasangan sebab bidang pasangan tersebut tidak selamannya benar-benar siku maka pengacian  pada ujung bidang  harus di sesuaikan ketebalan aciannya.




Terima Kasih

2 komentar: