Selasa, 26 November 2013

Sumber Bahaya Pemasangan Pondasi Tiang Pancang



TUGAS No. 1
MATA KULIAH KESELAMATAN DAN
 KESEHATAN KERJA
Dikerjakan Oleh :
Nama : M. RIZKY ABDULLOH
NIM   : 1331310029




JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2013

Pemasangan Pondasi (Tiang Pancang) Gedung

Setelah tanah bersih dan rata, dilanjutkan kemudian dengan pemancangan tiang pondasi, yang biasa disebut dengan Tiang Pancang. Sebelum pemancangan ini, perlu ditentukan dahulu titik-titik pondasi tersebut. Setelah titik-titik pondasi ditentukan, barulah proses pemancangan dapat dilakukan. Proses pemancangan ini harus sangat diperhatikan, karena saat proses pemancangan, dapat terjadi berbagai kesalahan. Operator mesin pancang diharapkan terus mengontrol posisi tiang pancang. Dalamnya pondasi tiang pancang yang tertanam di dalam tanah tergantung dari jenis dan kondisi tanah tersebut, karena pondasi tiang pancang harus berdiri di atas tanah yang keras. Jika proyek berada di daerah tanah rawa, pondasi tiang pancang tertanam lebih dalam. Sebagai contoh jika proyek berada di daerah Jakarta Utara, yang merupakan tanah rawa, pondasi tiang pancang akan tertanam sangat dalam. Lain halnya jika berada di sekitar Jakarta Selatan, yang mempunyai tanah lebih keras, pondasi tiang pancang tertanam tidak terlalu dalam.
Jenis pondasi tiang pancang sudah banyak digunakan untuk gedung bertingkat maupun jembatan karena mempunyai daya dukung yang sangat baik, tetapi proses yang dilakukan saat pemancangan akan menimbulkan getaran yang cukup besar dan akan mengganggu terhadap kenyamanan manusia maupun kerusakan bangunan. Untuk mengetahui dampak langsung dari getaran saat dilakukan proses pemancangan maka perlu diketahui intensitas getaran dan dibandingkan dengan standar yang berlaku. Pengukuran dilakukan pada jarak 25 – 200 m dari sumber getar dengan interval 25 m dengan menggunakan alat mikrotremometer yaitu sejenis seismograf dengan sensitivitas yang sangat tinggi. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan pada beberapa lokasi diketahui bahwa secara empirik dampak getaran tiang pancang sampai jarak 200 m adalah kategori B dan C terhadap kenyamanan manusia dan kategori B terhadap kerusakan bangunan.
Kemudian dilanjutkan dengan pembuatan Pile Cap dan Sloof. Pile Cap ini berfungsi untuk membagi rata beban dari kolom kepada beberapa pondasi dibawahnya. Dan tiap Pile Cap ini juga dihubungkan satu sama lain oleh Sloof, sehingga semua tiang pancang mempunyai satu ikatan struktur.



Potensi Sumber Bahaya Dalam Manajemen K3
  1. Pekerja tertimbun longsoran
    • Kondisi tanah : geologis, topografis, jenis tanah, lereng galian
    • Pengaruh air : air tanah, air permukaan, sumber air, piping dll
    • Alat berat / kendaraan yang digunakan : beban, getaran
  2. Pekerja tertimbun longsoran
  3. Pekerja tenggelam / terkena air banjir 
  4. Pekerja terkena sengatan aliran listrik 
  5. Pekerja menghirup gas beracun 
  6. Pekerja menghrup debu / kotoran 
  7. Pekerja tertimpa alat kerja /material 
  8. Pekerja terjatuh kedalam galian 
  9. Dll 



Penanganan Bahaya Pekerjaan Pondasi
Pengaman Pekerjaan Galian Dalam Manajemen K3
o    dinding penahan , perancah dan tangga kerja
o    pagar pengaman
o    sirkulasi udara yang cukup
o    penerangan yang cukup
o    sarana komunikasi
Persyaratan Rencana Penggalian Dalam Manajemen K3
  1. Lakukan penelitian terhadap :
    • keadaan tanah 
    • air tanah
    • jaringan utilitas dibawah tanah (listrik, air, gas )
  2. Tenaga kerja harus dilindungi dari bahaya tertimbun tanah 
  3.  Lampu & rambu–rambu dipasang untuk mencegah orang terjatuh 
Persyaratan Umum Pekerjaan Galian Tanah Dalam Manajemen K3
  1. Untuk tempat kerja di bawah tanah, setiap pergantian shift kerja, lakukan pemeriksaan. 
  2. Lakukan pemeriksaan seminggu sekali untuk
    • mesin-mesin
    • peralatan 
    • penyangga
    • jalan keluar dll 
  3.  Daerah kerja dibawah tanah yang berbahaya hrs dipagari 
  4. Buat sistem komunikasi ( sambungan telpon ) 
  5. Gunakan APD ( pakaian water proof, sepatu boot ) 
  6. Semua yang masuk terowongan harus dicatat dan diidentifikasi Buat ventilasi udara

Kerugian yang dialami beberapa pihak
Kerugian diri sendiri
1.      Cacat fisik
2.      Kerugian Materi
3.      Mengakibatkan luka
4.      Mengakibatkan cidera

Kerugian Perusahaan
1.       Berkurangnya tenaga kerja
2.      Kerugian Materi
3.      Alat-alat yang rusak
4.      Menurunnya citra perusahaan
5.      Proses pekerjaan menjadi terhambat

Kerugian Masyarakat
1.      Kerugian emosional
2.      Kerugian Materi
3.      Orang yang ditinggalkan merasa kehilangan jika kecelakaan tersebut hingga menewaskan pekerja.

Chemical Hazard

Chemical hazard adalah rilis disengaja dari satu atau lebih zat berbahaya yang dapat merugikan kesehatan manusia atau lingkungan . Chemical hazard  adalah sistem di mana kecelakaan kimia bisa terjadi dalam keadaan tertentu . Peristiwa semacam itu meliputi kebakaran , ledakan , kebocoran atau pelepasan bahan beracun atau berbahaya yang dapat menyebabkan orang sakit, luka , cacat atau meninggal . Sebuah contoh adalah pengenalan metil hidrokarbon yang meningkatkan risiko kanker jantung karena mengubah cara sel darah mengalir melalui tubuh .

            Sementara kecelakaan kimia dapat terjadi bila bahan beracun disimpan , diangkut atau digunakan , kecelakaan paling parah adalah kecelakaan industri , yang melibatkan manufaktur kimia utama dan fasilitas penyimpanan . Kecelakaan kimia yang paling signifikan dalam sejarah adalah 1984 bencana Bhopal di India , di mana lebih dari 3.000 orang tewas setelah uap yang sangat beracun , ( metil isosianat ) , dirilis pada Carbide pestisida pabrik Union .

             Upaya untuk mencegah berbagai kecelakaan dari sistem keamanan yang lebih baik terhadap perubahan mendasar dalam penggunaan bahan kimia dan manufaktur, disebut sebagai pencegahan primer atau keselamatan melekat .

            Di Amerika Serikat , kekhawatiran tentang kecelakaan kimia setelah bencana Bhopal menyebabkan bagian dari 1.986 Darurat Perencanaan dan Komunitas Hak - to- Tahu Undang-Undang . EPCRA ini memerlukan upaya perencanaan darurat lokal di seluruh negeri , termasuk pemberitahuan darurat . Undang-undang juga mengharuskan perusahaan untuk membuat informasi publik yang tersedia tentang penyimpanan bahan kimia beracun . Berdasarkan informasi tersebut , warga dapat mengidentifikasi zona rawan di mana rilis beracun yang parah dapat menyebabkan kerugian atau kematian .



           Pada tahun 1990, Chemical Safety and Hazard Badan Reserse didirikan oleh Kongres , meskipun CSB tidak beroperasi sampai tahun 1998 . Misi Dewan adalah untuk menentukan akar penyebab kecelakaan kimia dan rekomendasi keselamatan untuk mencegah masalah Indikator Kinerja Keselamatan masa depan . Hal ini juga mengadakan workshop pada sejumlah isu yang berkaitan dengan mempersiapkan , mencegah , dan menanggapi chemical hazard.

            Di Uni Eropa , insiden seperti bencana Flixborough dan bencana Seveso menyebabkan undang-undang seperti Seveso Directive dan Seveso perencanaan dan memberikan laporan keamanan kepada pemerintah daerah . Banyak negara memiliki organisasi yang dapat membantu dengan penilaian substansi risiko dan perencanaan darurat yang diperlukan oleh berbagai undang-undang , seperti Pusat Darurat Kimia Nasional di Inggris , pusat Brandweerinformatiecentrum voor gevaarlijke Stoffen / Fire layanan informasi untuk barang berbahaya di Belgia .




1 komentar: