LAPORAN
BENGKEL PIPA
Oleh:
M. RIZKY ABDULLOH
1331310029
2 C / 11
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2014
LEMBAR
PENGESAHAN
Yang bertanda tangan di bawah ini, pembimbing yang
telah memberikan persetujuan atas laporan Praktek Perpipaan (Plumbing) yang disusun oleh :
Nama : M. Rizky Abdulloh
NIM :
1331310029
Kelas : 2C
Malang, 15 November 2014
Mensetujui
|
Moh. Charist, ST,.M.MT
NIP. 19610331 199003 1 001
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji syukur saya
ucapkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya laporan ini
dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Laporan ini merupakan laporan Pratikum Perpipaan (plumbing) pada program D-III Teknik Sipil Politeknik Negeri Malang Tahun 2014.
Kemudian saya akan mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Bapak
Moh. Charits, ST., MMT sebagai dosen pembina 1 pada Pratikum Perpipaan
yang telah membimbing saya dan telah memberikan tugas ini.
2. Saudara Aditya Purnomo
sebagai dosen pembina 2 pada Pratikum
Perpipaan yang telah membimbing saya dan telah
memberikan tugas ini.
Saya berharap laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi mahasiswa
jika kelak sudah terjun dalam dunia konstruksi sesungguhnya. Mohon maaf apabila
terdapat kesalahan dalam penyusunan laporan ini, saya bersenang hati dalam
menerima pendapat dan kritikan dalam penyusunan laporan ini agar lebih baik
kedepannya.
Malang,
November 2014
M.
Rizky Abdulloh
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Praktikum plumbing
(perpipaan) merupakan kegiatan yang berhubungan dengan pemasangan pipa,
terutama digunakan untuk saluran air bersih. Sehingga merupakan sutu kewajiban
bagi Mahasiswa Politeknik jurusan teknik Sipil untuk melaksanakan dan memahami
praktek tersebut.
Penulisan laporan Praktikum
Kerja bengkel Pumbing ini merupakan salah satu upaya meneapkan prosedur
pemaangan pia yang dilakukan di lapangan dan kemudian dituangkan ke dalam satu
laporan sehingga prosedur pelaksanaannya dapat diterapkan secara sistematis dan
terarah.
1.2
Tujuan Praktek
Tujuan penulisan laporan ini adalah agar dapat digunakan
sebagai pedoman belajar bagi Mahasiswa Politeknik jurusan Teknik Sipil,
sehingga mahasiswa dapat mengetahui gambaran awal dari prosedur pelaksanaan
praktikum secara sistematis sehingga nantinya dapat dipraktekkan di lapangan
yang sesungguhnya sesuai dengan materi yang didapat.
1.3
Manfaat Praktek
1. Mahasiswa mampu mengoperasikan peralatan
yang berhubungan dengan kerja plumbing (perpipaan).
2. Mahasiswa dapat menambah keterampilan
dalam menerapkan teori yang sudah didapat.
3. Mahasiswa dapat membiasakan diri untuk
bekerja dengan disiplin, teliti, dan mempunyai rasa tanggung jawab dalam
melaksanakan praktek kerja plumbing.
4. Mahasiswa memiliki dasar teori yang benar
dalam pembuatan jaringan pipa.
1.4
Metode yang Digunakan
Dalam melaksanakan praktek kerja plumbing,
metode yang digunakan antara lain adalah manual, yaitu dengan menggunakan
tangan sebagai tenaga, dan menggunakan mesin yang nantinya dapat lebih
memudahkan dalam praktek
BAB II
DASAR TEORI
2.1
Keselamatan Kerja
2.2.1
Pentingnya Membiasakan Diri
Aman Bekerja
Memperhatikan
peraturan-peraturan untuk keselamatan kerja merupakan suatu hal yang penting
pada perusahaan-perusahaan konstruksi. Banyak pekerja pada
perusahaan-perusahaan yang mempelajari dan memperhatikan keselamatan kerja
melalui pengalaman-pengalaman yang dialami maupun diperolehnya. Tetapi,
mahasiswa lebih memiliki kesempatan untuk mempelajarinya dari instruktur dan
buku kerja berupa diktat yang diperoleh dari dosen pengajar maupun dosen pembimbingnya.
Sehingga kemungkinan terjadinya kecelakaan sedini mungkin dapat dihindari dan
diatasi, dan diharapkan tidak terjadi hal-hal tidak diinginkan sewaktu kerja
berlangsung.
2.2.2
Tujuan Keselamatan
Kerja
Tujuan keselamatan kerja,
antara lain:
1. Setelah melakukan praktek, mahasiswa
diharapkan tahu dan mengerti untuk menjaga keselamatan dan keamanan alat.
2. Mahasiswa diharapkan dapat memahami
pentingnya keselamatan kerja bagi dirinya sendiri.
3. Mahasiswa diharapkan bekerja sangat
hati-hati demi menjaga keselamatan alat dan dirinya sendiri.
2.2.3
Bagaimana
Meningkatkan Kebiasaan Bekerja yang Aman
Meningkatkan
kerja yang aman sangat penting sekali, mengingat biasanya sarana penunjang
keselamatan kerja sangatlah minim sekali, hal ini terutama sering terjadi pada
perusahaan-perusahaan yang relatif berskala kecil-menengah. Cara-cara meningkatkan keamanan kerja antara lain:
1. Camkan semua perauran kerja dengan
sungguh-sungguh.
2. Waspadalah terhadap kemungkinan yang
membahayakan. Jika bahaya selalu kelihatan, maka kecelakaan akan jarang
terjadi.
3. Peliharalah peralatan agar selalu bersih,
tajam dan dalam keadaan baik.
4. Simpan bahan-bahan yang mengandung kimia
berbahaya dan gunakanlah secara hati-hati serta dengan pengetahuan yang cukup
mengenai hal itu.
5. Perhatikan semua peralatn mesin yang
berputar dengan sangat hati-hati.
2.2.4
Peralatan
Peliharalah setiap peralatan setelah
selesai dipakai, jangan menunda-nunda kegiatan pembersihan karena terlalu lama
kotoran yang menempel akan lebih sulit untuk dibersihkan dan akan membawa
kerugian di kemudian hari saat akan dipakai kembali. Peliharalah setiap peralatan dengan baik, bersih,
bebas karat dan tajam. Jangan sekali-sekali menggunakan peralatan yang tumpul
dan sudah berkarat maupun rusak karena akan memperbesar terjadinya kecelakaan
kerja, karena alat tersebut bisa patah dan mungkin akan melukai diri sendiri
atau orang lain.
2.2.5
Bahan-bahan Kimia
Pemakaian bahan-bahan kimia dalam
jurusan teknik sipil jarang digunakan namun tidak sedikit pula dijumpai,
misalnya pemakaian vaselin dan ali untuk pelumas peralatan kerja. Dalam hal ini
kita harus mengetahui sifat-sifat bahan kimia tersebut dan hendaknya disimpan
di tempat yang aman dan digunakan secara hati-hati.Bermacam-macam bahan kimia
yang digunakan oleh pekerja instalasi pipa dapat menimbulkan bahaya. Seperti
minyak pelumas bekas yang digunakan untuk memotong pipa dapat menggelincirkan
seseorang, begitu juga dengan minyak tanah atau naphta yang tercecer
dapat menyebabkan terjadinya kebakaran. Begitu juga bahan kimia drain cleaning (sejenis soda api) dapat
membakar kulit dan membahayakan mata.
2.2.6
Tanggung Jawab
Setiap mahasiswa yang melakukan
praktek instalasi pipa harus selalu ingat akan tanggung jawab terhadap diri
sendiri, teman maupun lingkungan sekitarnya. Misalnya saat praktikan menuang molten
lead (bahan cair untuk menyambung pipa dari timah panas), orang-orang
disekitarnya haus diperingatkan bahwa bahan tersebut dapat menyembur.
2.2.7
Tempat Kerja yang Bersih
Tempat
kerja menentukan kenyamanan kerja. Tempat kerja yang berserakan peralatan,
material, dll merupakan hal yang sangat membahayakan. Seorang ahli tentang
keselamatan kerja menyebutkan bahaya akan tergelincir dan sandungan. Jangan sekali-sekali membiarkan barang-barang kerja berserakan.
2.2.8
Melakukan Pekerjaan
Saat
melakukan pekerjaan, selalu perhatikan keselamatan kerja. Jika semua pekerjaan
dilakukan di atas, gunakan andhang atau papan pijakan. Jika bekerja pada galian
terbuka, pasanglah penghalang atau pagar agar tidak terjatuh ke dalam lubang.
Periksa pekerjaan, apakah jika diangkat sendiri ringan, berat, atau licin
sehingga dapat dipikirkan bagaimana cara memindahkan atau bekerja dengan benda
tersebut secara aman.
2.2
Pipa dan Alat
Penyambungnya
2.2.1
Pipa
Pada
umumnya, ukuran pipa berdasarkan pada diameter bagian dalam. Menurut standar
Amerika, ukuran pipa adalah: 1⅛”, ¼”, ½”, 1”, 1¼”, 1½”, 2”, 21/2”, 3”, 4”, 5”,
6”, 8”, 10”, 12”. Pipa dengan diameter lebih besar dari ukuran tersebut di atas
menggunakan ukuran diameter luar. Panjang pipa biasanya 21 feet untuk satu
lonjor (± 6 meter). Untuk memudahkan pengangkutan, pipa-pipa diikat dalam
jumlah tertentu sesuai diameter pipa, misalnya:
Diameter
|
Ikatan (per-bendel)
|
⅛”
¼”
⅜”
1”
1 ½”
|
30
24
18
5
3
|
2.2.2
Proses Pembuatan Pipa Baja
Ada 3 cara pembuatan pipa baja,
yaitu:
1.
Kampuh lurus (butt weld)
Þ Dibuat dari lembaran baja rata dengan
ujung dipotong persegi. Baja tersebut disambung dengan las pada kedua ujung
persegi. Pipa tersebut memiliki sambungan pipa yang terlemah di antara ketiga
jenis pipa tersebut.
Gambar:
2.
Kampuh pangkuh (lap weld)
Þ Prosesnya sama dengan Kampuh Lurus, kecuali ujungnya dipingul
(purus), sehingga memiliki sambungan las yang lebih besar dan lebih kuat.
Pipa tanpa sambungan dibentuk oleh tarikan baja panas
yang melalui mesin pembentuk pipa, tanpa sambungan las, dan merupakan jenis
pipa yang paling kuat di antara ketiga jenis pipa tersebut.
Gambar:
3.
Menerus (seamless
method)
Gambar:
Spesifikasi
umum lainnya lebih rinci, yaitu yang ditentukan oleh standar ASTM. Selain
pipa-pipa tersebut, ada juga jenis pipa yang dinyatakan dengan sebutan SCHEDULE,
yaitu:
1.
Schedule : 5, 10, 20, 30, 40,
60, 80, 100, 120, 160.
2.
Schedule standar.
3.
Schedule extra strong (XS)
4.
Schedule double extra strong
(XXS)
5.
Schedule special
2.2.3
Bahan-bahan Pipa
A.
Bahan Untuk Pipa Induk
Þ Untuk pipa induk dapat dipakai bahan dari besi tuang,
baja lunak, beton, asbes semen , baja lapis beton, dan aspal.
Dalam memilih bahan untuk pipa
harus memperhatikan keadaan tanahnya dan volume air yang dialiri.
B.
bahan untuk pipa pembagi
Þ Untuk
pipa pembagi, dipakai bahan: pipa galvanis, pipa tembaga, PVC, pipa besi tuang,
pipa asbes semen, pipa kuningan, dan pipa timah hitam, UPVC (Unplastisized
PVC).
Pipa Galvanis
è Pipa
yang terbuat dari baja lunak yang dilapisi seng dengan proses galvanis untuk
menahan karat.
Pipa
Tembaga
è Pipa yang terbuat dari bahan tembaga yang
penyambungnya dengan las dan memakai ulir, bersifat tahan karat, agak ringan,
licin dan mudah ditekuk.
PVC (Poli
Vinyl Chloride)
è Pipa untuk air bersih dan pembuangan, sifatnya
tidak tahan cuaca, tidak tahan air panas, tidak berkarat, licin ringan, lembek,
dan keras jika dingin.
2.3
Cuk, Kran, dan Katup
(Cocks, Taps, and Valves)
Istilah Cuk, Kran dan Katup banyak digunaka untuk
membedakan nama alat sambung (fittings) yang dipergunakan untuk
mengontrol aliran fluida sepanjang atau akhir dari pipa saluran.
Cuk terdiri dari wadah yang mencengkeram sumbat puntir,
dimana sumbat puntir memiliki suatu lubang yang dicetak atau dibor tepat di
tengah-tengah agar air dapat mengalir. Cuk ini sapat dibuka penuh atau ditutup
penuh dengan memutar sumbat aliran pada posisi 90o. alat ini dapat
ditutup dengan cepat, sehingga menimbulkan tumbukan (water hammer) dan
pada umumnya digunakan untuk instalasi gas, akan tetapi digunakan juga untuk
mengalirkan air.
Gambar Cuk Sumbat (Plug Cocks)
Kran digunakan untuk mengalirkan fluida dan mematikan
aliran fluida dengan jumlah yang dikehendaki, pemasangannya terletak pada ujung
pipa.
Katup digunakan untuk mengontrol aliran sepanjang suatu
jaringan pipa yang bias kita kenal dengan sebutan Tipe Global atau Tipe Gerbang,
dimana kedua tipe tersebut membuka dan menutup secara pelan sehingga jarang
yang menimbulkan masalah terhadap daya tumbukan (water hammer). Katup Global digunakan untuk sistem
instalasi yang memiliki tekanan tinggi. Tipe dari dudukan terbuat dari logam
yang biasanya untuk sistem instalasi pemanas serta komposisi katup untuk sistem
tekanan sangat tinggi dimana diperlukan suatu penutupan yang sempurna.
POSITIVE METER / DISK WATER METER
Alat
ini digunakan untuk mencatat secara tepat jumlah pemakaian air yang mengalir
melalui instalasi pipa rumah tangga. Ukuran normal meter air tersebut adalah ½”
hingga 2” serta memiliki alat sambung jenis union.
Gambar Positive Meter
INFERENSIAL METER / TURBINE WATER METER
Alat
ini dipasang pada instalasi pipa di lingkungan gedung atau industri dimana
aliran airnya besar dan konstan. Meskipun meter air tersebut mengukur atau
mencatatnya tepat untuk aliran air yang besar, akan tetapi tidak tepat untuk
mencatat aliran air yang kecil. Sesuai untuk pipa ukuran 2”, 3”, 4”, 6”, 8”
serta menggunakan sambungan flens (Flange).
Gambar Inferensial Water
LOKASI DAN PEMASANGAN
Meter
air pada umumnya dipasang di tempat yang mudah dilihat dan mudah dicapai, tidak
terganggu oleh hilir mudik orang dan lalu lintas kendaraan serta di luar garis
sempada bangunan. Meter air dipasang si atas tanah dengan memakai blok beton
atau ditanam di dalam kotak pengaman di dalam tanah.
Pemasangan
untuk ukuran pipa di atas 2” untuk industri harus disertai Strainer (saringan)
dan testing meter.
2.4
Ulir Pipa (Threads)
Standar ulir pipa untuk
pekerjaan instalasi pipa adalah bentuk V dengan sudut 60o. Memiliki
perbedaan tinggi yang kecil antara ulir awal dan ulir akhir, yaitu 1/32” per
inchi panjang ulir, dimana perbedaan tinggi tersebut akan memberi sambungan
kedap air. Yang perlu diperhatikan adalah jumlah ulir. Ulir sejumlah 7 pertama
dari ujung pipa merupakan ulir sempurna, yaitu memiliki sudut tajam pada
bagian atas dan bawah. Kebocoran mudah terjadi jika ulir tersebut rusak atau
tumpul.
Jumlah ulir per inchi untuk
setiap ukuran pipa:
Diameter pipa (inci)
|
Jumlah ulir per inci
|
⅛
¼ — ⅜
2½ — 12
|
27
18
8
|
Sejauh ulir pipa masuk ke
dalam alat sambung dalam keadaan rapat sempurna dan tersisa 2 uliran, dapat
dikatakan bahwa hasil uliran tersebut sempurna. Rapat sempurna dalam hal ini
berbeda dengan rapat sekali, jika terlalu rapat menyebabkan diameter pipa
berkurang dan uliran akan membekas pada pipa bagian dalamnya sehingga pipa
menjadi longgar dan hasil ulir akan dangkal dan menyebabkan kebocoran mudah
terjadi.
2.5
Alat-alat Saniter (Sanitary Fixtures)
Berbagai macam alat
saniter diperlukan untuk memenuhi berbagai macam fungsi khusus serta dipasok
air bersih dari pipa induk PDAM atau dari ketel penyimpan panas. Pasokan air
bersih tidak boleh terkontaminasi oleh air buangan sehingga pada kebanyakan
kasus, kran-kran dirancang untuk mengalirkan air di atas muka banjir (flood
level)pada alat saniter guna mencegah resiko sipon balik (back siphonge)
dari air limbah ke dalam instalasi pada air bersih.
BAHAN-BAHAN
Bahan
|
Sifat
|
Digunakan untuk
|
Keramik
|
Kekuatan
dan derajat tahan air tergantung komposisi bahan dan derajat pembakaran
|
Wastafel, sink, toilet
|
Gerabah Glasur
|
§
Warna bagus
§
Mudah dibuat
§
Murah
|
Sink dan Kloset
|
Tanah liat Glasur
|
§
Keras
§
Tahan pemakaian kasar
|
Urinal, Sink, Kloset
|
Batu Glasur
|
§
Cukup keras
§
Tahan pemakaian kasar
§
Menyerap jika tidak diglasur
|
Saluran, Sink, Bak cuci
|
Porselen
|
§
Hasil akhir baik
§
Halus dan anggun
§
Tidak untuk pemakaian kasar
|
Wastafel, Fountain (kran
untuk minum)
|
Logam ringan
|
§
Harus dilapisi galvanis / enamel
|
Bak minum, Sink
|
Poliester kaca
|
§ Lebih
kuat daripada plastik akrilik
|
Bath-tub, Sit-bath
(jacuzzi)
|
Besi tuang
|
§
Bobot berat
§
Kuat
|
Sink, Keranjang wastafel
|
Terazzo
|
§
Bobot berat
|
Bak cuci, Kolam mandi,
Shower
|
Marble / Onyx
|
§
Bobot berat
|
Wastafel,
Bak cuci, Kolam mandi, Kloset, Bidet, dan Shower tray
|
Granit
|
§
Bobot berat
|
Wastafel, Bak cuci,
Sit-bath, Kolam mandi, Kloset, Bidet
|
2.6
Sistem Instalasi Pipa
A. Sistem Instalasi Langsung (Direct System)
Dalam sistem ini, seluruh air
yang menuju alat saniter dipasang langsung pada pipa pelayanan. Jika menara air
atau tandonnya tinggi dan dilengkapi sistem pasok yang baik maka alirannya
lancar. Pada sistem ini aliran yang menuju water-heater harus melali
tangki yang dapa dipasang di bawah atau di luar atap, misalnya menara air.
Bilamana alat-alat saniter
dihubungkan langsung dengan pipa induk PDAM, sering terpengaruh sipon balik
atau arus balik (back siphonge). Hal ini terjadi jika ada tekanan
negatif pada aliran utama dan dengan adanya outlet atau alat saniter yang
terpasang rendah di bawah permukan arus normal.
B. Sistem Instalasi Tidak Langsung (Indirect
System)
Pada sistem ini seluruh
hubungan menuju alat saniter tidak langsung dihubungkan dengan pipa induk PDAM,
akan tetapi dihubungkan dengan tangki air yng terletak lebih tinggi posisinya
dari alat saniter yang terpasang.
Sistem ini membutuhkan jumlah
pipa banyak, akan tetapi memberikan persediaan air jika aliran saluran pipa
PDAM berhenti atau berkurang, serta mengurangi pengaruh adanya back siphonge
atau arus balik.
2.7 Pemasangan Pipa Air Bersih
Posisi
pipa induk air bersih dari instalasi PDAM pada umumnya di tepi sepanjang jalan,
kecuali yang melintasi jalan raya. Pipa-pipa tersebut ditanam di dalam tanah
sedalam 50 — 80 cm. Untuk pipa air bersih yang dipasang di pemukimanpemukiman,
pada umumnya dipasang di balik plesteran dinding atau
Pasangan
pipa Pasangan
pipa
dalam
dinding di
luar dinding
3.1
Menghitung Panjang Pipa
Pada pekerjaan instalasi pipa,
perhitungan kebutuhan bahan pipa sangat penting, hal ini dapat menghemat bahan
dan biaya serta mempermudah pekerjaan pemasangan pipa.
Cara mengukur panjang pipa
adalah:
a.
Diukur seluruhnya
dari as ke as (Overall measurement centre to centre)
Gambar:
Pengukuran seperti ini paling
sering dijumpai
b.
Akhir ulir ke akhir
ulir atau akhir pipa ke akhir pipa (End of thread to end of thread or end of
pipe to end of pipe)
Gambar:
c.
Akhir ulir ke as alat sambung (End
of threads to centre of fitting)
Gambar:
d.
As alat sambung ke as
alat sambung (Centre of fitting to centre of fitting)
Gambar:
e.
Punggung alat sambung
ke punggung alat sambung (Back of fitting to back of fitting)
Gambar:
f.
As alat sambung ke punggung
alat sambung (Centre of fitting to back of fitting)
Gambar:
g.
As alat sambung ke
tenggorok alat sambung (Centre of fitting to throat of fitting)
Gambar:
h.
Depan alat sabung ke depan alat
sambung (Face of fitting to face of fitting)
Gambar:
T = harga dalam tabel (panjang
ulir)
F
= faktor kelonggaran (F= A – T)
Berapa panjang pipa yang harus disediakan, agar
setelah pipa disambung, panjangnya 50”. (Data yang ada: panjang pipa 50”,
diameter ½”, alat sambung: Elbow 90o dan Tee)
Penyelesaian:
§ Elbow 90o, diameter ½”, maka A
= 1⅛” (tabel) T = ½” (tabel)
F = 1⅛” – ½” = 5/8”
§ Tee, diameter ½”, dengan data A dan T sama, diperoleh F = 5/8”
§ Jadi panjang pipa yang harus disediakan =
50 – 2 (5/8”) = 48,7.
BAB III
JOB SHEET
3.1
Latihan Menggergaji Pipa Galvanis
3.1.1 Dasar Teori
Penggergajian pipa merupakan latihan dasar
praktek pipa karena setiap pekerjaan pipa pasti selalu berhubungan dengan hal
pemotongan, baik dengan menggunakan pipe cutter ataupun menggunakan
gergaji besi dimana ukuran setiap pemotongan sesuai instruksi. Untuk
mendapatkan hasil pemotongan yang baik dengan menggunakan pipe cutter
adalah mudah, sedangkan dengan menggunakan gergaji tangan sangatlah susah.
Dikarenakan butuh kemampuan yang baik agar pipa yang terpotong rapi dan bagus
serta nantinya pas digunakan dalam penyambungan.
3.1.2 Alat dan Bahan
§ Pipa galvanis Ø 1/2”, Ø 3/4”, Ø 1”
§ Roll meter.
§ Gergaji sengkang
§ Pipe-cutter (pemotong pipa).
§ Kikir.
§ Pelebar diameter ujung pipa (buring
reamer).
§ Chain vise.
§ Ragum
§ Penggaris siku.
§ Penitik.
3.1.3 Langkah Kerja
1. Ambil Pipa galvanis Ø 1/2”
2. Ukur pipa dengan panjang 17,5 cm masing-masing sebanyak 1 buah untuk masing-masing
ukuran.
3. Jepit pipa dengan ragum lalu potong sisi
awal dengan gergaji dan selanjutnya mengunakan pipe cutter.
4. Setelah kedua ujung dipotong, ratakan ujung pipa
menggunakan kikir pada ujung pipa yang dipotong menggunakan gergaji, cek
kesikuan setiap ujung pipa menggunakan penggaris siku. Untuk ujung pipa yang
dipotong menggunakan pipe cutter dihaluskan sisi dalam pipa menggunakan buring
reamer.
5. Gambar bentuk pola garis yang akan di gegaji.
6. Setelah itu gergaji pipa gavanis menurut pola yang
telah dibentuk. Ulangi langkah 2-6 pada pipa Ø 3/4”, Ø 1”
Catatan : Posisi tubuh yang benar saat
menggergaji menggunakan gergaji sengkang adalah tangan kenan memegang handle
gergaji dan tangan kiri memegang kepala gergaji, lalu posisi kaki kiri maju
kedepan dan kaki kanan sedikit ke belakang.
7. Selesai.
1.1.4
Gambar
Kerja
|
Kedalaman pipa yang dipotong:
|
3.1.5 Kesimpulan
Di dalam
praktek ini, dibutuh kecermatan, kesabaran,
konsentrasi, dan kelihaian dalam penggunaan gergaji sengkang untuk menghasilkan
potongan yang baik dan rapi sehingga pemotongannya sesuai ukuran yang telah
ditentukan.
3.2 Latihan Mengulir Pipa
Galvanis
3.2.1 Dasar Teori
Mengulir
pipa termasuk dalam pekerjaan latihan dasar, dimana dalam pekerjaan ini
dituntut untuk benar-benar teliti dan tidak ceroboh sehingga hasil uliran akan
memenuhi syarat. Uliran pipa ini menunjukkan juga baik tidaknya mutu bahan pipa
karena setelah mengalami penekanan ada yang aus dan ada pula yang tetap bagus.
Uliran memiliki ukuran panjang uliran yang berbeda-beda sesuai dengan diameter
yang di pakai.
3.2.2 Tujuan
Setelah praktek, mahasiswa
diharapkan dapat:
a. Semakin mahir menggunakan alat sney dan
mesin pengulir.
b. Membuat dan menentukan jumlah uliran
secara tepat sehingga pas dengan diameter sambungan yang digunakan.
3.2.3 Alat dan Bahan
1. Pipa Galvanis
Penguliran secara
manual:
f 1/2” – 17,5 cm
f 3/4” – 17,5 cm
f 1” - 17,5 cm
Penguliran
secara marsinal:
f 1/2” - 6,5 cm
2. Oli SAE 10.
3. Rol Meter.
4. Ragum Meja / Ragum Kaki Tiga.
5. Peggores/Penitik/Pensil.
6. Pipe Cutter.
7. T-Dies.
8. Obeng.
9. Kwas/Sikat Baja.
10. Oil Can.
11. Burring Reamer.
12. Mesin Ulir.
1.2.3
Langkah Kerja
A. Untuk penguliran manual
1. Ukur panjang pipa yang dikehendaki
dengan Rol meter sesuai dengan ukuran yang diminta, tandai dengan penggores dan
potong dengan pipe cutter.
2. Ulir pipa tersebut dengan T-Dies,
tetesi dengan oli dan bersihkan bram (serbuk besi) dengan obeng atau sikat kawat.
3. Samakan diameter dalam pipa dengan
burring reamer.
4. Lepaskan T-Dies, ulir bersihkan
dengan sikat kawat.
5. Selesai.
B. Untuk
penguliran masinal
1. Ulir pipa tersebut dengan
Stock-Dies, sambil dialiri pada bagian pipa yang diulir, dengan oli dan bersihkan bram (serbuk besi)
dengan obeng atau sikat kawat.
2. Samakan diameter dalam pipa dengan
burring reamer.
3. Ukur panjang pipa yang dikehendaki
dengan Rol meter, tandai dengan penggores dan potong dengan pipe cutter.
4. Selesai.
3.2.4 Gambar Kerja
3.2.5 Kesimpulan
Di dalam praktek
ini, untuk mendapatkan hasil penguliran yang maksimal dan sesuai dengan
ketentuan panjang ulirnya tepat dibutuhkan kecermatan pada waktu melakukan
prosesnya. Dan melakukannya sesuai
prosedur yang dianjurkan olek instruktor.
3.3 Pemasangan
rangkaian pipa pendek
3.3.1 Dasar Teori
Pada praktek pemasangan
instalasi pipa pendek ini dikerjakan secara berkelompok. Praktek ini merupakan
praktek dasar menuju praktek tahap lebih lanjut, yaitu pemasangan instalasi
pipa lanjutan.
3.3.2 Tujuan
Dalam praktek ini, diharapkan
mahasiswa dapat:
a. Mengaplikasikan keahlian dalam latihan
dasar mengulir dengan manual maupun masinal.
b. Mengetahui berbagai macam fitting serta
fungsinya.
3.3.3
Alat dan Bahan
§ Pipa galvanis Ø ½”
§ Pipa PVC Ø 1”
§ Elbow 90o
§ Union
§ Socket
§ Cap
§ Plug
§ Tee
§ Reducing elbow
3.3.4
Langkah Kerja
§ Kenali setiap fitting yang diperlukan
serta fungsinya.
§ Ukur pipa sesuai kebutuhan. Gunakan
perhitungan panjang pipa pada BAB II
2.7.
3.4 Pemasangan
Insatalasi Pipa Lanjutan
3.4.1
Dasar Teori
Pada Praktek pemasangan instalasi pipa lanjutan ini, akan dilakukan pemasangan
instalasi pipa air bersih dan air kotor yang dikerjakan dengan berkelompok.
Praktek ini merupaka praktek inti atau praktek yang paling penting karena pada
praktek latihan dasar sebelumnya betujuan untuk melatih pada praktek ini agar
mampu
3.4.2
Tujuan
Mengaplikasikan
keahlian dalam latihan dasar mengulir dengan manual maupun masinal, dalam
bentuk praktek pemasangan sesungguhnya.
3.4.3
Alat dan Bahan
·
Mesin Ulir
·
Penjepit pipa / ragum
·
Tang
·
Waterpass
·
Rollmeter
·
Bor
No
|
Bahan
|
Ukuran
|
Jumlah
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
|
Pipa
Galvanis
Pipa PVC
Wastafel
Urinal
Stop kran
Kran
wastafel
Elbow 90o
Elbow PVC
Barrel
Nipple
Water meter
Barrel Union
Socket
Tee
Tee PVC
dll.
|
½”
1”
-
-
½”
½”
½”
1”
½”
½”
½”
½”
½”
|
1 lonjor
1 lonjor
1
1
2
1 set
3
4
0
1 set
2
0
2
2
|
3.4.4
Langkah Kerja
Pemasangan wastafel:
1. Ukur ketinggian wastafel (± 90 — 100 cm
dari lantai).
2. Buat tanda untuk menempatkan angker.
3.
Bor pada tanda tersebut.
4. Masukkan fischer di dalam lubang
pada dinding, kemudian pasangkan angker pada lubang tersebut.
5. Pasang wastafel pada angker, kemudian
pasang klem pada sisi yang lain.
6. Setelah itu lakukan pemasangan pipa.
DAFTAR KEBUTUHAN FITTING (ALAT SAMBUNG)
No
|
Spesifikasi
|
Simbol
|
Ø
|
Keterangan
|
1
|
Elbow 90o
|
|
½”
|
Untuk menyambung papa pada posisi sudut 90o
|
2
|
Elbow PVC
|
|
1”
|
Untuk menyambung pipa PVC pada posisi sudut 90o
|
3
|
Barrel Nipple
|
|
½”
|
Menyambung pipa yang punya jarak dekat
|
4
|
Barrel Union
|
|
½”
|
Menyambung pipa jika sulit untuk disambungkan
|
5
|
Socket
|
|
½”
|
Untuk menyambung 2 buah pipa yang lurus
|
6
|
Tee
|
|
½”
|
Untuk menyambung pipa pada posisi tiga saluran
|
7
|
Reducing Socket
|
|
1”- ½”
|
Untuk menyambung 2 pipa yang berbeda ukuran
|
Keterangan:
- Tidak semua alat sambung digunakan, tetapi disesuaikan dengan kebutuhan yang paling utama dalam instalasi pipa.
- Untuk pipa PVC, sambungan sebaiknya diberi lem agar tidak mengalami kebocoran dan menggunakan sealtape untuk pipa galvanis.
DAFTAR KEBUTUHAN BAHAN LAIN-LAIN
No
|
Spesifikasi
|
Satuan
|
Jumlah
|
Keterangan
|
1
|
Water meter
|
Set
|
1
|
Untuk mengetahui debit air pada instalasi.
|
2
|
Wastafel
|
Set
|
1
|
Digunakan untuk instalasi air
|
3
|
Urinal
|
Set
|
1
|
Untuk pembuangan
|
4
|
Stop kran
|
Buah
|
1
|
Untuk mengatur keluar masuk air dari saluran
utama yang melewati water meter
|
5
|
Kran
|
Buah
|
2
|
Sebagai keluarnya air untuk kebutuhan
|
6
|
Klem
|
Buah
|
4
|
Untuk menjepit pipa
|
7
|
Roll meter
|
Buah
|
1
|
Untuk mengukur panjang kebutuhan pipa
|
8
|
Waterpass
|
Buah
|
1
|
Untuk membantuk menentukan kerataan / kedataran
|
Keterangan:
Kebutuhan bahan lain-lain untuk melengkapi
instalasi pipa
BAB IV
DAFTAR PERALATAN
1. Nama alat :
Gergaji Sengkang (hacksaw)
Fungsi : Untuk memotong pipa
Gambar :
2.
Nama alat : Pipe cutter
Fungsi :
Untuk memotong pipa
Gambar :
3.
Nama alat : Buring Reammer
Fungsi : Untuk merapikan atau melebarkan lubang pipa
Gambar :
4.
Nama alat : Bench Vise, Pipe Wrench, Chain Vise, Yoke
Vise
Fungsi :
Menjepit pipa
Gambar :
1.
Bench Vise
2.
Pipe Wrench
3.
Chain Vise
5.
Nama alat : Unting-unting
Fungsi : Membantu mengatur kelurusan
Gambar :
6.
Nama alat : Waterpass
Fungsi : Melihat kedataran pemasangan wastafel
Gambar :
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Setelah melakukan
praktek pipa ini banyak ilmu yang saya dapat , saya bisa
mengetahui berbagai macam-macam pipa yang terbuat dari besi maupun dari
plastik, berbagai macam ukuran pipa mulai dai ½,3/4,1. Dan berbagai alat untuk
mengulir,memotong pipa .
Dalam
praktek ini saya jadi tau fungsi pipa,karakter pipa, dan bahan-bahan pembuatan
pipa, di praktek ini saya jadi tau cara menyambung pipa, dan berbagai macam
sambungan seprti ,Elbow 90o,Union,Socket,Cap,Plug,Tee,Reducing elbow. Selain tu
saya juga tau alat yang digunaan saat melakukan praktek pipa ini seperti, Gergaji Sengkang (hacksaw), Pipe cutter, Buring Reammer, Bench Vise, Pipe Wrench,
Chain Vise, Yoke Vise,
Dalam praktek ini saya banyak mendapat
ilmu terutama tentang perpipaan, saya sebagai mahasiswa sangat senang dalam
praktek pipa ini, terimakasih atas bimbingan Bapak /Ibu dosen, saya ucapkan
terimakasih.
5.2
Saran
Diharapkan semua peralatan yang ada sebaiknya diperbaiki
atau diganti dengan yang baru, untuk kelancaran praktek instalasi pipa , banyak alat yg tidak bisa di pakai lagi, dan bahan
untuk praktek pipa , seperti alat penyambung yang
jumlahnya terbatas untuk ukuran tertentu. Gergajinya sekang banyak yang tumpul menyebabkan mahasiswa kesulitan untuk
memotong secara manual, tempat prakteknya terlalu kecil, yg selain itu cukup
baik. terimakasih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar