Jumat, 21 November 2014

bengkel pipa



                                                                        LAPORAN
 BENGKEL PIPA




 
Oleh:
M. RIZKY ABDULLOH
1331310029
2 C / 11



JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2014


LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, pembimbing yang telah memberikan persetujuan atas laporan Praktek Perpipaan (Plumbing)  yang disusun oleh :


Nama : M. Rizky Abdulloh
NIM    : 1331310029
Kelas   : 2C










Malang, 15 November 2014
Mensetujui





Dosen Pembina II


 



Aditya Purnomo

 
Dosen Pembina I




Moh. Charist, ST,.M.MT
NIP. 19610331 199003 1 001
KATA PENGANTAR

            Alhamdulillah, Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya laporan ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Laporan ini merupakan laporan Pratikum Perpipaan (plumbing) pada program D-III Teknik Sipil Politeknik Negeri Malang Tahun 2014.

            Kemudian saya akan mengucapkan terima kasih kepada:
1.      Bapak Moh. Charits, ST., MMT sebagai dosen pembina 1 pada Pratikum Perpipaan yang telah membimbing saya dan telah memberikan tugas ini.
2.      Saudara Aditya Purnomo sebagai dosen pembina 2 pada Pratikum Perpipaan yang telah membimbing saya dan telah memberikan tugas ini.

Saya berharap laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi mahasiswa jika kelak sudah terjun dalam dunia konstruksi sesungguhnya. Mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penyusunan laporan ini, saya bersenang hati dalam menerima pendapat dan kritikan dalam penyusunan laporan ini agar lebih baik kedepannya.











                                                                                                      Malang, November 2014



                                                                                                      M. Rizky Abdulloh
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Praktikum plumbing (perpipaan) merupakan kegiatan yang berhubungan dengan pemasangan pipa, terutama digunakan untuk saluran air bersih. Sehingga merupakan sutu kewajiban bagi Mahasiswa Politeknik jurusan teknik Sipil untuk melaksanakan dan memahami praktek tersebut.
Penulisan laporan Praktikum Kerja bengkel Pumbing ini merupakan salah satu upaya meneapkan prosedur pemaangan pia yang dilakukan di lapangan dan kemudian dituangkan ke dalam satu laporan sehingga prosedur pelaksanaannya dapat diterapkan secara sistematis dan terarah.

1.2  Tujuan Praktek
Tujuan penulisan laporan ini adalah agar dapat digunakan sebagai pedoman belajar bagi Mahasiswa Politeknik jurusan Teknik Sipil, sehingga mahasiswa dapat mengetahui gambaran awal dari prosedur pelaksanaan praktikum secara sistematis sehingga nantinya dapat dipraktekkan di lapangan yang sesungguhnya sesuai dengan materi yang didapat.

1.3  Manfaat Praktek
1.      Mahasiswa mampu mengoperasikan peralatan yang berhubungan dengan kerja plumbing (perpipaan).
2.      Mahasiswa dapat menambah keterampilan dalam menerapkan teori yang sudah didapat.
3.      Mahasiswa dapat membiasakan diri untuk bekerja dengan disiplin, teliti, dan mempunyai rasa tanggung jawab dalam melaksanakan praktek kerja plumbing.
4.   Mahasiswa memiliki dasar teori yang benar dalam pembuatan jaringan pipa.


1.4  Metode yang Digunakan
Dalam melaksanakan praktek kerja plumbing, metode yang digunakan antara lain adalah manual, yaitu dengan menggunakan tangan sebagai tenaga, dan menggunakan mesin yang nantinya dapat lebih memudahkan dalam praktek

BAB II
DASAR TEORI

2.1        Keselamatan Kerja
2.2.1        Pentingnya Membiasakan Diri Aman Bekerja
Memperhatikan peraturan-peraturan untuk keselamatan kerja merupakan suatu hal yang penting pada perusahaan-perusahaan konstruksi. Banyak pekerja pada perusahaan-perusahaan yang mempelajari dan memperhatikan keselamatan kerja melalui pengalaman-pengalaman yang dialami maupun diperolehnya. Tetapi, mahasiswa lebih memiliki kesempatan untuk mempelajarinya dari instruktur dan buku kerja berupa diktat yang diperoleh dari dosen pengajar maupun dosen pembimbingnya. Sehingga kemungkinan terjadinya kecelakaan sedini mungkin dapat dihindari dan diatasi, dan diharapkan tidak terjadi hal-hal tidak diinginkan sewaktu kerja berlangsung.

2.2.2         Tujuan Keselamatan Kerja
Tujuan keselamatan kerja, antara lain:
1.      Setelah melakukan praktek, mahasiswa diharapkan tahu dan mengerti untuk menjaga keselamatan dan keamanan alat.
2.      Mahasiswa diharapkan dapat memahami pentingnya keselamatan kerja bagi dirinya sendiri.
3.      Mahasiswa diharapkan bekerja sangat hati-hati demi menjaga keselamatan alat dan dirinya sendiri.

2.2.3        Bagaimana Meningkatkan Kebiasaan Bekerja yang Aman
Meningkatkan kerja yang aman sangat penting sekali, mengingat biasanya sarana penunjang keselamatan kerja sangatlah minim sekali, hal ini terutama sering terjadi pada perusahaan-perusahaan yang relatif berskala kecil-menengah. Cara-cara meningkatkan keamanan kerja antara lain:
1.      Camkan semua perauran kerja dengan sungguh-sungguh.
2.      Waspadalah terhadap kemungkinan yang membahayakan. Jika bahaya selalu kelihatan, maka kecelakaan akan jarang terjadi.
3.      Peliharalah peralatan agar selalu bersih, tajam dan dalam keadaan baik.
4.      Simpan bahan-bahan yang mengandung kimia berbahaya dan gunakanlah secara hati-hati serta dengan pengetahuan yang cukup mengenai hal itu.
5.      Perhatikan semua peralatn mesin yang berputar dengan sangat hati-hati.
2.2.4        Peralatan
Peliharalah setiap peralatan setelah selesai dipakai, jangan menunda-nunda kegiatan pembersihan karena terlalu lama kotoran yang menempel akan lebih sulit untuk dibersihkan dan akan membawa kerugian di kemudian hari saat akan dipakai kembali. Peliharalah setiap peralatan dengan baik, bersih, bebas karat dan tajam. Jangan sekali-sekali menggunakan peralatan yang tumpul dan sudah berkarat maupun rusak karena akan memperbesar terjadinya kecelakaan kerja, karena alat tersebut bisa patah dan mungkin akan melukai diri sendiri atau orang lain.

2.2.5         Bahan-bahan Kimia
Pemakaian bahan-bahan kimia dalam jurusan teknik sipil jarang digunakan namun tidak sedikit pula dijumpai, misalnya pemakaian vaselin dan ali untuk pelumas peralatan kerja. Dalam hal ini kita harus mengetahui sifat-sifat bahan kimia tersebut dan hendaknya disimpan di tempat yang aman dan digunakan secara hati-hati.Bermacam-macam bahan kimia yang digunakan oleh pekerja instalasi pipa dapat menimbulkan bahaya. Seperti minyak pelumas bekas yang digunakan untuk memotong pipa dapat menggelincirkan seseorang, begitu juga dengan minyak tanah atau naphta yang tercecer dapat menyebabkan terjadinya kebakaran. Begitu juga bahan kimia drain cleaning (sejenis soda api) dapat membakar kulit dan membahayakan mata.
2.2.6        Tanggung Jawab
Setiap mahasiswa yang melakukan praktek instalasi pipa harus selalu ingat akan tanggung jawab terhadap diri sendiri, teman maupun lingkungan sekitarnya. Misalnya saat praktikan menuang molten lead (bahan cair untuk menyambung pipa dari timah panas), orang-orang disekitarnya haus diperingatkan bahwa bahan tersebut dapat menyembur.

2.2.7         Tempat Kerja yang Bersih
Tempat kerja menentukan kenyamanan kerja. Tempat kerja yang berserakan peralatan, material, dll merupakan hal yang sangat membahayakan. Seorang ahli tentang keselamatan kerja menyebutkan bahaya akan tergelincir dan sandungan. Jangan sekali-sekali membiarkan barang-barang kerja berserakan.

2.2.8         Melakukan Pekerjaan
Saat melakukan pekerjaan, selalu perhatikan keselamatan kerja. Jika semua pekerjaan dilakukan di atas, gunakan andhang atau papan pijakan. Jika bekerja pada galian terbuka, pasanglah penghalang atau pagar agar tidak terjatuh ke dalam lubang. Periksa pekerjaan, apakah jika diangkat sendiri ringan, berat, atau licin sehingga dapat dipikirkan bagaimana cara memindahkan atau bekerja dengan benda tersebut secara aman.

2.2        Pipa dan Alat Penyambungnya
2.2.1         Pipa
Pada umumnya, ukuran pipa berdasarkan pada diameter bagian dalam. Menurut standar Amerika, ukuran pipa adalah: 1⅛”, ¼”, ½”, 1”, 1¼”, 1½”, 2”, 21/2”, 3”, 4”, 5”, 6”, 8”, 10”, 12”. Pipa dengan diameter lebih besar dari ukuran tersebut di atas menggunakan ukuran diameter luar. Panjang pipa biasanya 21 feet untuk satu lonjor (± 6 meter). Untuk memudahkan pengangkutan, pipa-pipa diikat dalam jumlah tertentu sesuai diameter pipa, misalnya:

Diameter
Ikatan (per-bendel)
⅛”
¼”
⅜”
1”
1 ½”
30
24
18
5
3

2.2.2         Proses Pembuatan Pipa Baja
Ada 3 cara pembuatan pipa baja, yaitu:
1.      Kampuh lurus (butt weld)
Þ Dibuat dari lembaran baja rata dengan ujung dipotong persegi. Baja tersebut disambung dengan las pada kedua ujung persegi. Pipa tersebut memiliki sambungan pipa yang terlemah di antara ketiga jenis pipa tersebut.

Gambar:




2.      Kampuh pangkuh (lap weld)
Þ Prosesnya sama dengan Kampuh Lurus, kecuali ujungnya dipingul (purus), sehingga memiliki sambungan las yang lebih besar dan lebih kuat.
Pipa tanpa sambungan dibentuk oleh tarikan baja panas yang melalui mesin pembentuk pipa, tanpa sambungan las, dan merupakan jenis pipa yang paling kuat di antara ketiga jenis pipa tersebut.
Gambar:




3.      Menerus (seamless method)
Gambar:



Spesifikasi umum lainnya lebih rinci, yaitu yang ditentukan oleh standar ASTM. Selain pipa-pipa tersebut, ada juga jenis pipa yang dinyatakan dengan sebutan SCHEDULE, yaitu:
1.      Schedule : 5, 10, 20, 30, 40, 60, 80, 100, 120, 160.
2.      Schedule standar.
3.      Schedule extra strong (XS)
4.      Schedule double extra strong (XXS)
5.      Schedule special



2.2.3         Bahan-bahan Pipa
A.    Bahan Untuk Pipa Induk
Þ Untuk pipa induk dapat dipakai bahan dari besi tuang, baja lunak, beton, asbes semen , baja lapis beton, dan aspal.
Dalam memilih bahan untuk pipa harus memperhatikan keadaan tanahnya dan volume air yang dialiri.
B.     bahan untuk pipa pembagi
Þ Untuk pipa pembagi, dipakai bahan: pipa galvanis, pipa tembaga, PVC, pipa besi tuang, pipa asbes semen, pipa kuningan, dan pipa timah hitam, UPVC (Unplastisized PVC).
Pipa Galvanis
è Pipa yang terbuat dari baja lunak yang dilapisi seng dengan proses galvanis untuk menahan karat.
Pipa Tembaga
è Pipa yang terbuat dari bahan tembaga yang penyambungnya dengan las dan memakai ulir, bersifat tahan karat, agak ringan, licin dan mudah ditekuk.
PVC (Poli Vinyl Chloride)
è Pipa untuk air bersih dan pembuangan, sifatnya tidak tahan cuaca, tidak tahan air panas, tidak berkarat, licin ringan, lembek, dan keras jika dingin.

2.3        Cuk, Kran, dan Katup (Cocks, Taps, and Valves)
Istilah Cuk, Kran dan Katup banyak digunaka untuk membedakan nama alat sambung (fittings) yang dipergunakan untuk mengontrol aliran fluida sepanjang atau akhir dari pipa saluran.
Cuk terdiri dari wadah yang mencengkeram sumbat puntir, dimana sumbat puntir memiliki suatu lubang yang dicetak atau dibor tepat di tengah-tengah agar air dapat mengalir. Cuk ini sapat dibuka penuh atau ditutup penuh dengan memutar sumbat aliran pada posisi 90o. alat ini dapat ditutup dengan cepat, sehingga menimbulkan tumbukan (water hammer) dan pada umumnya digunakan untuk instalasi gas, akan tetapi digunakan juga untuk mengalirkan air.








Gambar Cuk Sumbat (Plug Cocks)
Kran digunakan untuk mengalirkan fluida dan mematikan aliran fluida dengan jumlah yang dikehendaki, pemasangannya terletak pada ujung pipa.
Katup digunakan untuk mengontrol aliran sepanjang suatu jaringan pipa yang bias kita kenal dengan sebutan Tipe Global atau Tipe Gerbang, dimana kedua tipe tersebut membuka dan menutup secara pelan sehingga jarang yang menimbulkan masalah terhadap daya tumbukan (water hammer). Katup Global digunakan untuk sistem instalasi yang memiliki tekanan tinggi. Tipe dari dudukan terbuat dari logam yang biasanya untuk sistem instalasi pemanas serta komposisi katup untuk sistem tekanan sangat tinggi dimana diperlukan suatu penutupan yang sempurna.

POSITIVE METER / DISK WATER METER
            Alat ini digunakan untuk mencatat secara tepat jumlah pemakaian air yang mengalir melalui instalasi pipa rumah tangga. Ukuran normal meter air tersebut adalah ½” hingga 2” serta memiliki alat sambung jenis union.










Gambar Positive Meter

INFERENSIAL METER / TURBINE WATER METER
            Alat ini dipasang pada instalasi pipa di lingkungan gedung atau industri dimana aliran airnya besar dan konstan. Meskipun meter air tersebut mengukur atau mencatatnya tepat untuk aliran air yang besar, akan tetapi tidak tepat untuk mencatat aliran air yang kecil. Sesuai untuk pipa ukuran 2”, 3”, 4”, 6”, 8” serta menggunakan sambungan flens (Flange).










Gambar Inferensial Water

LOKASI DAN PEMASANGAN
            Meter air pada umumnya dipasang di tempat yang mudah dilihat dan mudah dicapai, tidak terganggu oleh hilir mudik orang dan lalu lintas kendaraan serta di luar garis sempada bangunan. Meter air dipasang si atas tanah dengan memakai blok beton atau ditanam di dalam kotak pengaman di dalam tanah.
            Pemasangan untuk ukuran pipa di atas 2” untuk industri harus disertai Strainer (saringan) dan testing meter.

2.4        Ulir Pipa (Threads)
Standar ulir pipa untuk pekerjaan instalasi pipa adalah bentuk V dengan sudut 60o. Memiliki perbedaan tinggi yang kecil antara ulir awal dan ulir akhir, yaitu 1/32” per inchi panjang ulir, dimana perbedaan tinggi tersebut akan memberi sambungan kedap air. Yang perlu diperhatikan adalah jumlah ulir. Ulir sejumlah 7 pertama dari ujung pipa merupakan ulir sempurna, yaitu memiliki sudut tajam pada bagian atas dan bawah. Kebocoran mudah terjadi jika ulir tersebut rusak atau tumpul.
Jumlah ulir per inchi untuk setiap ukuran pipa:
Diameter pipa (inci)
Jumlah ulir per inci
¼ — ⅜
2½ — 12
27
18
8
Sejauh ulir pipa masuk ke dalam alat sambung dalam keadaan rapat sempurna dan tersisa 2 uliran, dapat dikatakan bahwa hasil uliran tersebut sempurna. Rapat sempurna dalam hal ini berbeda dengan rapat sekali, jika terlalu rapat menyebabkan diameter pipa berkurang dan uliran akan membekas pada pipa bagian dalamnya sehingga pipa menjadi longgar dan hasil ulir akan dangkal dan menyebabkan kebocoran mudah terjadi.

2.5      Alat-alat Saniter (Sanitary Fixtures)
            Berbagai macam alat saniter diperlukan untuk memenuhi berbagai macam fungsi khusus serta dipasok air bersih dari pipa induk PDAM atau dari ketel penyimpan panas. Pasokan air bersih tidak boleh terkontaminasi oleh air buangan sehingga pada kebanyakan kasus, kran-kran dirancang untuk mengalirkan air di atas muka banjir (flood level)pada alat saniter guna mencegah resiko sipon balik (back siphonge) dari air limbah ke dalam instalasi pada air bersih.
BAHAN-BAHAN


Bahan
Sifat
Digunakan untuk
Keramik
Kekuatan dan derajat tahan air tergantung komposisi bahan dan derajat pembakaran
Wastafel, sink, toilet
Gerabah Glasur
§  Warna bagus
§  Mudah dibuat
§  Murah
Sink dan Kloset
Tanah liat Glasur
§  Keras
§  Tahan pemakaian kasar
Urinal, Sink, Kloset
Batu Glasur
§  Cukup keras
§  Tahan pemakaian kasar
§  Menyerap jika tidak diglasur
Saluran, Sink, Bak cuci
Porselen
§  Hasil akhir baik
§  Halus dan anggun
§  Tidak untuk pemakaian kasar
Wastafel, Fountain (kran untuk minum)
Logam ringan
§  Harus dilapisi galvanis / enamel
Bak minum, Sink
Poliester kaca
§  Lebih kuat daripada plastik akrilik
Bath-tub, Sit-bath (jacuzzi)
Besi tuang
§  Bobot berat
§  Kuat
Sink, Keranjang wastafel
Terazzo
§  Bobot berat
Bak cuci, Kolam mandi, Shower
Marble / Onyx
§  Bobot berat
Wastafel, Bak cuci, Kolam mandi, Kloset, Bidet, dan Shower tray
Granit
§  Bobot berat
Wastafel, Bak cuci, Sit-bath, Kolam mandi, Kloset, Bidet

2.6        Sistem Instalasi Pipa
A.    Sistem Instalasi Langsung (Direct System)
Dalam sistem ini, seluruh air yang menuju alat saniter dipasang langsung pada pipa pelayanan. Jika menara air atau tandonnya tinggi dan dilengkapi sistem pasok yang baik maka alirannya lancar. Pada sistem ini aliran yang menuju water-heater­ harus melali tangki yang dapa dipasang di bawah atau di luar atap, misalnya menara air.
Bilamana alat-alat saniter dihubungkan langsung dengan pipa induk PDAM, sering terpengaruh sipon balik atau arus balik (back siphonge). Hal ini terjadi jika ada tekanan negatif pada aliran utama dan dengan adanya outlet atau alat saniter yang terpasang rendah di bawah permukan arus normal.

B.     Sistem Instalasi Tidak Langsung (Indirect System)
Pada sistem ini seluruh hubungan menuju alat saniter tidak langsung dihubungkan dengan pipa induk PDAM, akan tetapi dihubungkan dengan tangki air yng terletak lebih tinggi posisinya dari alat saniter yang terpasang.
Sistem ini membutuhkan jumlah pipa banyak, akan tetapi memberikan persediaan air jika aliran saluran pipa PDAM berhenti atau berkurang, serta mengurangi pengaruh adanya back siphonge atau arus balik.

2.7 Pemasangan Pipa Air Bersih
            Posisi pipa induk air bersih dari instalasi PDAM pada umumnya di tepi sepanjang jalan, kecuali yang melintasi jalan raya. Pipa-pipa tersebut ditanam di dalam tanah sedalam 50 — 80 cm. Untuk pipa air bersih yang dipasang di pemukimanpemukiman, pada umumnya dipasang di balik plesteran dinding atau











            Pasangan pipa                                                             Pasangan pipa
            dalam dinding                                                 di luar dinding

3.1        Menghitung Panjang Pipa
Pada pekerjaan instalasi pipa, perhitungan kebutuhan bahan pipa sangat penting, hal ini dapat menghemat bahan dan biaya serta mempermudah pekerjaan pemasangan pipa.
Cara mengukur panjang pipa adalah:

a.       Diukur seluruhnya dari as ke as (Overall measurement centre to centre)
Gambar:




Pengukuran seperti ini paling sering dijumpai

b.      Akhir ulir ke akhir ulir atau akhir pipa ke akhir pipa (End of thread to end of thread or end of pipe to end of pipe)
Gambar:





c.       Akhir ulir ke as alat sambung (End of threads to centre of fitting)
Gambar:






d.      As alat sambung ke as alat sambung (Centre of fitting to centre of fitting)
Gambar:







e.       Punggung alat sambung ke punggung alat sambung (Back of fitting to back of fitting)
Gambar:




f.       As alat sambung ke punggung alat sambung (Centre of fitting to back of fitting)
Gambar:






g.      As alat sambung ke tenggorok alat sambung (Centre of fitting to throat of fitting)
Gambar:





h.      Depan alat sabung ke depan alat sambung (Face of fitting to face of fitting)
Gambar:


           

T = harga dalam tabel (panjang ulir)
            F = faktor kelonggaran (F= A – T)


Berapa panjang pipa yang harus disediakan, agar setelah pipa disambung, panjangnya 50”. (Data yang ada: panjang pipa 50”, diameter ½”, alat sambung: Elbow 90o dan Tee)
Penyelesaian:
§  Elbow 90o, diameter ½”, maka A = 1⅛” (tabel)            T = ½” (tabel)
F = 1⅛” – ½” = 5/8”
§  Tee, diameter ½”, dengan data A dan T sama, diperoleh F = 5/8”
§  Jadi panjang pipa yang harus disediakan = 50 – 2 (5/8”) = 48,7.








BAB III
JOB SHEET

3.1 Latihan Menggergaji Pipa Galvanis
            3.1.1 Dasar Teori
Penggergajian pipa merupakan latihan dasar praktek pipa karena setiap pekerjaan pipa pasti selalu berhubungan dengan hal pemotongan, baik dengan menggunakan pipe cutter ataupun menggunakan gergaji besi dimana ukuran setiap pemotongan sesuai instruksi. Untuk mendapatkan hasil pemotongan yang baik dengan menggunakan pipe cutter adalah mudah, sedangkan dengan menggunakan gergaji tangan sangatlah susah. Dikarenakan butuh kemampuan yang baik agar pipa yang terpotong rapi dan bagus serta nantinya pas digunakan dalam penyambungan.

3.1.2 Alat dan Bahan
§  Pipa galvanis Ø 1/2”, Ø 3/4”, Ø 1”
§  Roll meter.
§  Gergaji sengkang
§  Pipe-cutter (pemotong pipa).
§  Kikir.
§  Pelebar diameter ujung pipa (buring reamer).
§  Chain vise.
§  Ragum
§  Penggaris siku.
§  Penitik.

3.1.3 Langkah Kerja
1.   Ambil Pipa galvanis Ø 1/2”
2.   Ukur pipa dengan panjang 17,5 cm masing-masing sebanyak 1 buah untuk masing-masing ukuran.
3.   Jepit pipa dengan ragum lalu potong sisi awal dengan gergaji dan selanjutnya mengunakan pipe cutter.
4.   Setelah kedua ujung dipotong, ratakan ujung pipa menggunakan kikir pada ujung pipa yang dipotong menggunakan gergaji, cek kesikuan setiap ujung pipa menggunakan penggaris siku. Untuk ujung pipa yang dipotong menggunakan pipe cutter dihaluskan sisi dalam pipa menggunakan buring reamer.
5.   Gambar bentuk pola garis yang akan di gegaji.
6.   Setelah itu gergaji pipa gavanis menurut pola yang telah dibentuk. Ulangi langkah 2-6 pada pipa Ø 3/4”, Ø 1”
Catatan : Posisi tubuh yang benar saat menggergaji menggunakan gergaji sengkang adalah tangan kenan memegang handle gergaji dan tangan kiri memegang kepala gergaji, lalu posisi kaki kiri maju kedepan dan kaki kanan sedikit ke belakang.
7.   Selesai.



1.1.4        Gambar Kerja
17,5
 
Kedalaman pipa yang dipotong:



½ D
 
 



3.1.5 Kesimpulan
Di dalam praktek ini, dibutuh kecermatan, kesabaran, konsentrasi, dan kelihaian dalam penggunaan gergaji sengkang untuk menghasilkan potongan yang baik dan rapi sehingga pemotongannya sesuai ukuran yang telah ditentukan.


3.2 Latihan Mengulir Pipa Galvanis
            3.2.1 Dasar Teori
              Mengulir pipa termasuk dalam pekerjaan latihan dasar, dimana dalam pekerjaan ini dituntut untuk benar-benar teliti dan tidak ceroboh sehingga hasil uliran akan memenuhi syarat. Uliran pipa ini menunjukkan juga baik tidaknya mutu bahan pipa karena setelah mengalami penekanan ada yang aus dan ada pula yang tetap bagus. Uliran memiliki ukuran panjang uliran yang berbeda-beda sesuai dengan diameter yang di pakai.

3.2.2 Tujuan
Setelah praktek, mahasiswa diharapkan dapat:
a.       Semakin mahir menggunakan alat sney dan mesin pengulir.
b.      Membuat dan menentukan jumlah uliran secara tepat sehingga pas dengan diameter sambungan yang digunakan.

3.2.3 Alat dan Bahan
1.      Pipa Galvanis
Penguliran secara manual:
 f 1/2” – 17,5 cm
 f 3/4” – 17,5 cm
 f 1”    - 17,5 cm
Penguliran secara marsinal:
f 1/2” -  6,5 cm
2.      Oli SAE 10.
3.      Rol Meter.
4.      Ragum Meja / Ragum Kaki Tiga.
5.      Peggores/Penitik/Pensil.
6.      Pipe Cutter.
7.      T-Dies.
8.      Obeng.
9.      Kwas/Sikat Baja.
10.  Oil Can.
11.  Burring Reamer.
12.  Mesin Ulir.
1.2.3        Langkah Kerja

A. Untuk penguliran manual
1.      Ukur panjang pipa yang dikehendaki dengan Rol meter sesuai dengan ukuran yang diminta, tandai dengan penggores dan potong dengan pipe cutter.
2.      Ulir pipa tersebut dengan T-Dies, tetesi dengan oli dan bersihkan bram (serbuk besi)  dengan obeng atau sikat kawat.
3.      Samakan diameter dalam pipa dengan burring reamer.
4.      Lepaskan T-Dies, ulir bersihkan dengan sikat kawat.
5.      Selesai.












B. Untuk penguliran masinal
1.      Ulir pipa tersebut dengan Stock-Dies, sambil dialiri pada bagian pipa yang diulir,  dengan oli dan bersihkan bram (serbuk besi) dengan obeng atau sikat kawat.
2.      Samakan diameter dalam pipa dengan burring reamer.
3.      Ukur panjang pipa yang dikehendaki dengan Rol meter, tandai dengan penggores dan potong dengan pipe cutter.
4.      Selesai.



3.2.4 Gambar Kerja










3.2.5 Kesimpulan
Di dalam praktek ini, untuk mendapatkan hasil penguliran yang maksimal dan sesuai dengan ketentuan panjang ulirnya tepat dibutuhkan kecermatan pada waktu melakukan prosesnya. Dan melakukannya sesuai prosedur yang dianjurkan olek instruktor.

3.3  Pemasangan rangkaian pipa pendek
3.3.1 Dasar Teori
Pada praktek pemasangan instalasi pipa pendek ini dikerjakan secara berkelompok. Praktek ini merupakan praktek dasar menuju praktek tahap lebih lanjut, yaitu pemasangan instalasi pipa lanjutan.

3.3.2 Tujuan
Dalam praktek ini, diharapkan mahasiswa dapat:
a.       Mengaplikasikan keahlian dalam latihan dasar mengulir dengan manual maupun masinal.
b.      Mengetahui berbagai macam fitting serta fungsinya.

3.3.3        Alat dan Bahan
§  Pipa galvanis Ø ½”
§  Pipa PVC Ø 1”
§  Elbow 90o
§  Union
§  Socket
§  Cap
§  Plug
§  Tee
§  Reducing elbow

3.3.4        Langkah Kerja
§  Kenali setiap fitting yang diperlukan serta fungsinya.
§  Ukur pipa sesuai kebutuhan. Gunakan perhitungan panjang pipa pada BAB II 2.7.


3.4      Pemasangan Insatalasi Pipa Lanjutan
3.4.1        Dasar Teori
Pada Praktek pemasangan instalasi pipa lanjutan ini, akan dilakukan pemasangan instalasi pipa air bersih dan air kotor yang dikerjakan dengan berkelompok. Praktek ini merupaka praktek inti atau praktek yang paling penting karena pada praktek latihan dasar sebelumnya betujuan untuk melatih pada praktek ini agar mampu
3.4.2        Tujuan
Mengaplikasikan keahlian dalam latihan dasar mengulir dengan manual maupun masinal, dalam bentuk praktek pemasangan sesungguhnya.
3.4.3        Alat dan Bahan
·         Mesin Ulir
·         Penjepit pipa / ragum
·         Tang
·         Waterpass
·         Rollmeter
·         Bor
No
Bahan
Ukuran
Jumlah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Pipa Galvanis
Pipa PVC
Wastafel
Urinal
Stop kran
Kran wastafel
Elbow 90o
Elbow PVC
Barrel Nipple
Water meter
Barrel Union
Socket
Tee
Tee PVC
dll.
½”
1”
-
-
½”
½”
½”
1”
½”
½”
½”
½”
½”
1 lonjor
1 lonjor
1
1
2
1 set
3
4
0
1 set
2
0
2
2

















3.4.4        Langkah Kerja
Pemasangan wastafel:
1.      Ukur ketinggian wastafel (± 90 — 100 cm dari lantai).
2.      Buat tanda untuk menempatkan angker.
3.      Bor pada tanda tersebut.
4.      Masukkan fischer di dalam lubang pada dinding, kemudian pasangkan angker pada lubang tersebut.
5.      Pasang wastafel pada angker, kemudian pasang klem pada sisi yang lain.
6.      Setelah itu lakukan pemasangan pipa.

DAFTAR KEBUTUHAN FITTING (ALAT SAMBUNG)

No
Spesifikasi
Simbol
Ø
Keterangan
1
Elbow 90o

½”
Untuk menyambung papa pada posisi sudut 90o
2
Elbow PVC

1”
Untuk menyambung pipa PVC pada posisi sudut 90o
3
Barrel Nipple

½”
Menyambung pipa yang punya jarak dekat
4
Barrel Union

½”
Menyambung pipa jika sulit untuk disambungkan
5
Socket

½”
Untuk menyambung 2 buah pipa yang lurus
6
Tee

½”
Untuk menyambung pipa pada posisi tiga saluran
7
Reducing Socket

1”- ½”
Untuk menyambung 2 pipa yang berbeda ukuran

Keterangan:
  • Tidak semua alat sambung digunakan, tetapi disesuaikan dengan kebutuhan yang paling utama dalam instalasi pipa.
  • Untuk pipa PVC, sambungan sebaiknya diberi lem agar tidak mengalami kebocoran dan menggunakan sealtape untuk pipa galvanis.


DAFTAR KEBUTUHAN BAHAN LAIN-LAIN

No
Spesifikasi
Satuan
Jumlah
Keterangan
1
Water meter
Set
1
Untuk mengetahui debit air pada instalasi.
2
Wastafel
Set
1
Digunakan untuk instalasi air
3
Urinal
Set
1
Untuk pembuangan
4
Stop kran
Buah
1
Untuk mengatur keluar masuk air dari saluran utama yang melewati water meter
5
Kran
Buah
2
Sebagai keluarnya air untuk kebutuhan
6
Klem
Buah
4
Untuk menjepit pipa
7
Roll meter
Buah
1
Untuk mengukur panjang kebutuhan pipa
8
Waterpass
Buah
1
Untuk membantuk menentukan kerataan / kedataran

Keterangan:
Kebutuhan bahan lain-lain untuk melengkapi instalasi pipa



























BAB IV
DAFTAR PERALATAN
1.      Nama alat  : Gergaji Sengkang (hacksaw)
Fungsi       : Untuk memotong pipa
Gambar     :



2.      Nama alat  : Pipe cutter
Fungsi       : Untuk memotong pipa
Gambar     :




3.      Nama alat  : Buring Reammer
Fungsi       : Untuk merapikan atau melebarkan lubang pipa
Gambar     :














4.      Nama alat  : Bench Vise, Pipe Wrench, Chain Vise, Yoke Vise
Fungsi       : Menjepit pipa
Gambar     :
1.      Bench Vise




2.      Pipe Wrench



3.      Chain Vise







5.      Nama alat  : Unting-unting
Fungsi       : Membantu mengatur kelurusan
Gambar     :



6.      Nama alat  : Waterpass
Fungsi       : Melihat kedataran pemasangan wastafel
Gambar     :




BAB V
PENUTUP

5.1        Kesimpulan
Setelah melakukan praktek pipa ini banyak ilmu yang saya dapat , saya bisa mengetahui berbagai macam-macam pipa yang terbuat dari besi maupun dari plastik, berbagai macam ukuran pipa mulai dai ½,3/4,1. Dan berbagai alat untuk mengulir,memotong pipa .
Dalam praktek ini saya jadi tau fungsi pipa,karakter pipa, dan bahan-bahan pembuatan pipa, di praktek ini saya jadi tau cara menyambung pipa, dan berbagai macam sambungan seprti ,Elbow 90o,Union,Socket,Cap,Plug,Tee,Reducing elbow. Selain tu saya juga tau alat yang digunaan saat melakukan praktek pipa ini seperti, Gergaji Sengkang (hacksaw), Pipe cutter, Buring Reammer, Bench Vise, Pipe Wrench, Chain Vise, Yoke Vise,
Dalam praktek ini saya banyak mendapat ilmu terutama tentang perpipaan, saya sebagai mahasiswa sangat senang dalam praktek pipa ini, terimakasih atas bimbingan Bapak /Ibu dosen, saya ucapkan terimakasih.  

5.2        Saran
Diharapkan semua peralatan yang ada sebaiknya diperbaiki atau diganti dengan yang baru, untuk kelancaran praktek instalasi pipa , banyak alat yg tidak bisa di pakai lagi, dan bahan untuk praktek pipa , seperti alat penyambung yang jumlahnya terbatas untuk ukuran tertentu. Gergajinya sekang banyak yang tumpul menyebabkan mahasiswa kesulitan untuk memotong secara manual, tempat prakteknya terlalu kecil, yg selain itu cukup baik. terimakasih



Tidak ada komentar:

Posting Komentar