MAKALAH
MEMBANGUN NEGERI DENGAN MENERAPKAN
SISTEM PENDIDIKAN YANG BAIK
Diajukan Sebagai Tugas Mata Kuliah
Pendidikan Pancasila
Semester Ganjil Tahun Akademik
2012/ 1213
Dosen Pembina : HOMAIDI, S.H.,
M.Hum
Oleh
:
Nama
: M. Rizky Abdulloh
NIM
: 1331310029
Kelas
: 1C
POLITEKNIK NEGERI MALANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
MALANG 2014
DAFTAR ISI
BAB
I PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1 Latar
Belakang...................................................................................................1
1.2 Alasan
Pemilahan Judul.....................................................................................2
1.3 Rumusan
Masalah..............................................................................................2
1.4 Batasan
Masalah.................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................3
1. Pengertian
Sistem
Pendidikan.........................................................................3
2. Komponen-komponen
Sistem Pendidikan......................................................4
BAB III PEMBAHASAN..................................................................................................7
1. Pokok
Masalah................................................................................................7
2. Pemecahan
Masalah........................................................................................9
BAB
VI PENUTUP..........................................................................................................16
4.1 Kesimpulan......................................................................................................16
4.2 Saran.................................................................................................................17
Daftar
Pustaka...................................................................................................................17
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Jika kita
berbicara tentang masalah-masalah yang dialami negara kita, mungkin tidak akan
ada habisnya. Berbagai masalah dan beranekaragam bentuk masalah yang timbul
di negara kita seakan menjadi hal yang
biasa terjadi dan banyak juga masalah yang tidak terselesaikan hingga
berangsur-angsur hilang begitu saja dari telinga masyarakat Indonesia tanpa
adanya solusi dan penyelesaian, dan cepat atau lambat suatu saat hal itu akan
menjadi bencana yang besar bagi negara Indonesia.
Dalam
hal ini banyak sektor yang menyebabkan berbagai masalah yang terjadi di
Indonesia. Seperti rendahnya sumber daya manusia, sistem ekonomi, politik, dan pendidikan
yang tidak bejalan dengan maksimal, lemahnya hukum di Indonesia.
Negeri
ini seolah dihujat masalah bertubi- tubi yang tidak ada habisnya dan solusi
yang dapat menyelesaikan masalah tersebut. Seperti kasus korupsi dan kolusi yang
menjadi budaya dikalangan pejabat, pemimpin daerah, dan politikus, lalu tingginya
tingkat kemiskinan, pengangguran, tindak kriminal dan anarkisme di Indonesia. Untuk
menangani persoalan tersebut, bangsa indonesia harus mengevaluasi dan harus ada
perubahan dalam sistem yang dijalankan di Indonesia.
Evaluasi
dan perubahan yang paling mendasar harus dilakukan pada sistem pendidikan
terlebih dahulu. Karena pendidikan di Indonesi dianggap tidak merata, banyak
anak indonesia yang dirundung kemiskinan dan ditempat terpencil belum
mendapatkan pendidikan yang optimal. Dengan adanya perubahan pada sitem
pedidikan tersebut diharapakan lahirnya generasi penerus bangsa yang
berkualitas, berakhlak baik, kompeten dikalangan internasional, dan kelak
menjadikan negara Indonesia menjadi negara maju.
1
1.2
Alasan
Pemilihan Judul
Dalam
makalah ini saya mengambil judul “Membangun Negeri dengan Menerapkan Sistem
Pendidikan yang Baik”. Dalam konteks ini saya beranggapan segala masalah yang timbul
di negara Indonesia berawal dari
buruknya sistem pendidikan di Indonesia dibandingkan negara lain. Seperti
kasus korupsi, tindak kriminal, pengangguran, kemiskinan, anarkisme, dan
lain-lain mungkin disebabkan kurangnya pemahaman terhadap pendidikan Pancasila,
Agama, Sosiologi, dan mata pelajaran lain yang ada kaitannya dengan persoalan
tersebut. Dengan membuat sistem pendidikan yang baik akan menghasilkan generasi
bangsa yang berkualitas, dan segala persoalan pun akan terselesaikan. Dengan
begitu kita dapat membangun negara ini menjadi lebih maju.
Mempelajari
dan menerapkan sistem pendidikan dari negara maju tidak ada salahnya, karena
terbukti negara tersebut dapat dikatakan menjadi negara makmur, sejahtera dan
mandiri. Oleh karena itu, mari kita membangun negeri ini dengan mempelajari dan
menerapkan sistem pendidikan dari negara maju.
1.3
Rumusan
Masalah
1. Apa
bentuk-bentuk masalah di Indonesia dan apa faktor pemicu dari masalah tersebut?
2. Apa
langkah bangsa Indonesia dalam mengatasi masalah tersebut?
3. Bagaimana
bentuk sistem pendidikan dari negara maju?
1.4
Batasan
Masalah
Sistem pendidikan yang dimaksud
dalam makalah ini adalah sistem pendidikan Indonesia yang memerlukan perbaikan
agar segala permasalahan bangsa Indonesia dapat teratasi. Karena segala
permasalahan timbul disebabkan oleh sistem pendidikan yang tidak berjalan
dengan maksimal.
Langkah dan upaya dalam makalah ini
maksudnya perbaikan apa saja yang telah dilakukan pemerintah Indonesia untuk
memajukan sistem pendidikan Indonesia dan bagaimana sistem dari negara lain
untuk dijadikan bahan evaluasi bagi negara Indonesia.
Dan masalah yang dimaksud adalah
seputar masalah-masalah bangsa Indonesia yang dianggap masalah besar yang tidak
atau belum teratasi.
2
TINJAUAN
PUSTAKA
A.
Pengertian
Sistem Pendidikan
Kata sistem barasal dari bahasa Yunani
yaitu systema yang berarti “cara, strategi”. Dalam bahasa Inggris system
berarti “system, susunan, jaringan, cara”. System juga diartikan “suatu
strategi, cara berpikir atau model berpikir”.
Definisi
tradisional menyatakan bahwa system adalah seperangkat komponen atau
unsur-unsur yang saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Misalnya
mobil adalah suatu system, yang meliputi komponen-komponen seperti roda, rem,
kemodi, mesin, dan sebagainya. Dalam artian yang luas, mobil sebenarnya adalah
suatu subsistem atau komponen dalam system tranportasi, di samping alat-alat
transport lainnya, seperti sepeda, motor, pesawat terbang dan sebagainya. Definisi
modern juga tidak jauh berbeda dengan definisi tradisional seperti apa yang
dikemkakan oleh para ahli, antara lain:
1.
Immegart mendifinisikan system adalah
suatu keseluruhan yang memiliki bagian-bagian yang tersusun secara sistematis,
bagian-bagian itu terelasi antara satu dengan yang lain, serta peduli terhadap
kontek lingkungannya.
2.
Roger A Kanfman mendifinisikan system
dengan sutu totalitas yang tersusun dari bagian-bagian yang bekerja secara
sendiri-diri atau bekerja bersama-sama untuk mencapai hasil atau tujuan yang
diinginkan berdasarkan kebutuhan.
3.
Zahara Idris mengemukakan bahwa system
adalah suatu kesatuan yang terdiri atas komponen-komponen atau element-element,
atau unsur-unsur sebagai sumber-sumber yang mempunyai hubungan fungsional yang
teratur untuk mencapai suatu hasil.
Sedangkan pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan yang secara sadar dan disengaja serta penuh tanggung jawab yang dilakukan orang dewasa kepada anak sehingga timbul interaksi dari keduanya agar anak tersebut mencapai kedewasaan.
Sedangkan pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan yang secara sadar dan disengaja serta penuh tanggung jawab yang dilakukan orang dewasa kepada anak sehingga timbul interaksi dari keduanya agar anak tersebut mencapai kedewasaan.
3
Menurut
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan setiap system pasti mempunyai ciri-ciri,
antara lain:
1.
Komponen-komponen, Komponen adalah
bagian suatu system yang melaksanakan suatu fungsi untuk menunjang usaha
mencapai tujuan system.
2.
Interaksi atau saling berhubungan, semua
komponen dalam sustu system pasti saling mempengaruhi dan saling berhubungan
antara satu dengan yang lainnya.
3.
Proses transformasi, semua system dalam
mencapai tujuannya pasti memerlukan sebuah proses.
4.
Koreksi, untuk mengetahui apakah
semuanya berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuan yang diinginkan, maka
diperlukan adanya koreksi terhadap semua itu.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, mungkin dapat kita simpulkan bahwa sistem pendidikan adalah suatu system yang terdiri dari komponen-komponen yang ada dalam proses pendidikan, dimana antara satu komponen dengan komponen yang lainnya saling berhubungan dan berinteraksi untuk mencapai tujuan pendidikan.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, mungkin dapat kita simpulkan bahwa sistem pendidikan adalah suatu system yang terdiri dari komponen-komponen yang ada dalam proses pendidikan, dimana antara satu komponen dengan komponen yang lainnya saling berhubungan dan berinteraksi untuk mencapai tujuan pendidikan.
B. Komponen-Komponen Sistem Pendidikan
Secara teoritis,
suatu system pendidikan terdiri dari komponen-komponen atau bagian-bagian yang
menjadi inti dari proses pendidikan. Adapun komponen-komponen tersebut terdiri
dari tujuan, Pendidik, Peserta didik, alat pendidikan, dan lingkungan.
1. Tujuan
1. Tujuan
Tujuan adalah
batas cita-cita yang diinginkan dalam satu usaha. Semua usaha mempunyai dan
diikat oleh tujuan tertentu, termasuk usaha pendidikan. Sebab tanpa adanya
tujuan tersebut, maka usaha itu tidaklah mempunyai arti apa-apa. Tujuan yang
ingin dicapai dalam satu usaha perlu dikonkritkan lebih dahulu sebelum usaha
dimulai, sebab tujuan mempunyai fuingsi yang tertentu terhadap satu usaha.
Secara umum
terdapat dua pandangan mengenai tujuan pendidikan, pandangan yang pertama yang
berorientasi pada individu berpendapat bahwa tujuan pendidikan adalah
mempersiapkan peserta didik agar bisa mearaih kebahagiaan dan kesuksesan dalam
kehidupannya. Sedangkan pandangan yang kedua berorientasi pada kemasyarakatan,
bagi mereka pendidikan bertujuan mempersiapkan manusia yang bisa berperan dan
menyesuaikan diri dalam masyarakatnya masing-masing.
$4
2.
Pendidik
Pendidik adalah
orang yang melaksanakan pendidikan. Dialah sebagai pihak yang mendidik, pihak
yang memberikan anjuran, norma-norma, bermacam-macam pengetahuan dan kecakapan,
pihak yang turut membentuk anak, pihak yang turut membantu menghumanisasikan
anak. Karena sedemikian besar tugas seorang pendidik maka diperlukan adanya
persaratan-persaratan yang harus dimiliki oleh seorang pendidik, persyaratan
tersebut diantaranya:
a.
Persyaratan Jasmaniah
Seorang pendidik merupakan petugas
lapangan dalam pendidikan. Factor kesehatan jasmaniah adalah factor yang
menentukan terhadap lancar dan tidaknya proses pendidikan yang ada, dan
disamping itu kesehatan jasmaniah dari seorang pendidik banyak memberikan
pengaruh terhadap anak didik, terutama yang menyangkut kebanggaan mereka
apabila memiliki guru yang berbadan sehat
b.
Persyaratan Keperibadian
Persyaratan keperibadian ini
manyangkut masalah keseluruhan rokhaniah manusia, sikap, dan tingkah laku.
Bentuk rokhaniah manusia hubungannya dengan masalah moral yang baik, dimana
seorang guru harus memiliki moral tersebut sehingga dapat menjadi suritauladan
bagi anak didiknya. Adapun sikap-sikap yang dapat digolongkan ke dalam moral
yang baik antara lain: jujur, adil, bijaksana, pemaaf, ikhlas, mau mengakui
kwsalahan sendiri, dan lain-lain
c.
Persyaratan pengetahuan pendidikan
Setiap pendidik tidaklah cukup
dengan sekedar pandai atau mempunyai pengetahuan saja, tetapi untuk menjadi
seorang pendidik yang baik maka perlu memiliki pengetahuan-pengetahuan yang ada
sesuai dengan kedudukannya sebagai pendidik. Adapun pengetahuan-pengetahuan
yang penting perlu diketahui diantaranya: ilmu sejarah pendidikan, ilmu
psikologi, kurikulum, ilmu tentang metode mengajar, pengetahuan tentang dasar
dan tujuan pendidikan, pengetahuan tentang moral.
3.
Peserta Didik
Peserta didik
adalah sasaran pendidikan, pihak yang dididik, diarahkan, dipimpin, dan diberi
bermacam-macam ilmu pengetahuan dan keterampilan. Peserta didik juga bisa
dikatakan sebagai pihak yang dihumanisasikan.
5
4.
Alat Pendidikan
Alat pendidikan
adalah segala sesuatu yang membantu terlaksananya proses pendidikan dalam
rangka mencapai tujuannya, baik berupa benda atau bukan benda. Alat pendidikan
mempunyai pengertian yang sangat luas oleh sebab itu dalam pembicaraanalat
pendidikan perlu diadakan pembagian-pembagian, sebab ada yang menganggap juga
bahwa alat pendidikan adalah suatu tindakan atau perbuatan atau situasi yang
dengan sengaja diadakan untuk mencapai tujuan pendidikan.
Secara umum alat
pendidikan terbagi menjadi dua macam yaitu berbentuk benda dan berbentuk non
benda. Yang berbentuk benda misalnya: papan tulis, bangku, meja dan sebagainya.
Sedangkan yang berbentuk non benda misalnya: teguran, peringatan, ganjaran, dan
sebagainya.
Bagi para
pendidik dengan tugasnya dituntut untuk menyempurnakan alat-alat pendidikan
yang penting disamping itu pula keterampilan seorang pendidik dalam pemakaian
alat-alat pendidikan banyak menentukan kesuksesan pendidikan.
Tentunya banyak
sekali factor-faktor yang harus diperhitungkan oleh para pendidik dalam
hubungannya dengan pemakaiaan alat-alat pendidikan factor tersebut antara lain:
Faktor pendidik sebagai Subjek pendidikan, Faktor anak didik, faktor kemampuan.
5. Lingkungan
5. Lingkungan
Lingkungan
adalah segala sesuatu yang ada disekitar anak baik berupa benda-benda,
peristiwa-peristiwa yang terjadi maupun kondisi masyarakat terutama yang dapt
memberikan pengaruh kuat kepada anak yaitu lingkungan dimana proses pendidikan
tersebut berlangsung antara lain berkaitan dengan keadaan sekolah, perlengkapan
peralatan sekolah, keadaan murid-murid, keadaan guru-guru, dan lain-lain. Serta
lingkungan dimana anak-anak bergaul sehari-harinya yang meliputi lingkungan
keluarga dan lingkungan masyarakat. Yang berkaitan dengan lingkungan keluarga
misalnya: perlakuan orang tua terhadap anak, status anak dalam keluarga, besar
kecilnya keluarga, keadaan ekonomi keluarga, pendidikan orang tua. Sedangkan
yang berkaitan dengan lingkungan masyarakat misalnya keadaan masyarakat
tersebut.
Pengaruh
lingkungan tidaklah seperti pengaruh yang diberikan oleh pendidik, sebab
pengaruh lingkungan tanpa adanya kesengajaan, kesadaran, apalagoi
perencanaan.berbeda dengan pengaruh yang diberikan pendidik dimana mereka
berusaha dengan sadar, tanggung jawab, sistematis dalam mengantarkan peserta
didik mencapai kedewasaannya.
6
PEMBAHASAN
Pokok Masalah
A. Bentuk-bentuk Masalah di Indonesia
Mengutip pernyataan Pror.Dr.M.Amien Rais, MA
menyatakan dalam pendapatnya saat ini terdapat 5 masalah besar negeri dan
global yang terjadi di Indonesia, yakni :
1. Population Explosion (Ledakan Jumlah Penduduk Dunia)
2. Food Crisis (Krisis Pangan)
3. Energy Crisis (Krisis Energi)
4. Ecological Destruction (Perusakan Lingkungan)
5. Crisis of Civilazation (Krisis Peradaban)
1. Population Explosion (Ledakan Jumlah Penduduk Dunia)
2. Food Crisis (Krisis Pangan)
3. Energy Crisis (Krisis Energi)
4. Ecological Destruction (Perusakan Lingkungan)
5. Crisis of Civilazation (Krisis Peradaban)
Crisis of Civilazation atau Krisis
Peradaban, ini menjadi sorotan utama bagi kami. Karena kami melihat peradaban
di negeri ini sudah tidak sesuai dengan norma moral yang ada, banyak sekali
konflik yang terjadi di Negeri ini perang dimana-mana, konflik antar etnis,
kerusuhan yang brutal dan anarkis bahkan sampai korupsi kolusi dan nepotisme
dapat merusak peradaban dan martabat negeri ini di mata dunia 5 masalah
tersebut tidak dapat di pisahkan satu sama lainnya, semua itu saling berkaitan
dan saling berkesinambungan.
Dibutuhkan generasi-generasi muda
yang mempunyai jiwa untuk merubah negeri ini menjadi yang lebih baik. Dengan
cara semangat mencari ilmu dan menguasai teknologi dan informasi yang dalam era
globalisasi ini yang semakin berkembang. Dalam sebuah hadist dinyatakan bahwa
“Barang siapa ingin menguasai dunia, akhirat maupun dunia dan akhirat, maka
kuasailah ilmu pengetahuan dalam konteks ini penerapan ilmu teknologi dan
informasi yang bermoral dan beretika.
Dapat disimpulkan bahwa peran
menerapkan ilmu teknologi dan informasi dalam kaitannya membangun peradaban
negeri ini berfungsi sangat penting dan krusial sebagai pondasi bangsa dan
Negara ini di massa-massa yang akan datang dan di era-era yang akan datang.
7
B. Faktor yang Memicu Rendahnya Sistem Pendidikan
Indonesia
Kali ini
sistem pendidikan Indonesia kembali menjadi sorotan dunia. Bukan karena
prestasi yang dibuat oleh Indonesia melainkan buruknya sistem pendidikan
Indonesia yang mengakibatkan pendidikan Indonesia menjadi peringkat terbawah di
dunia. Buruknya tingkat kompetensi guru yang mengajar di
sekolah-sekolah di Indonesia adalah salah satu faktor buruknya sistem
pendidikan di Indonesia, bahwa hanya sekitar separuhnya saja,
atau 51 persen guru yang mengajar di Indonesia yang memiliki kompetensi yang
dibutuhkan untuk dapat mengajar dengan baik dan profesional.
Kritik
dari sejumlah pengamat pendidikan menyebutkan bahwa sistem pendidikan
di Indonesia masih menekankan pada pengetahuan yang harus dihapal, bukan pada pengembangan
berpikir kreatif siswa. Intensitas kehadiran guru juga disorot dalam ulasan, dengan
mengatakan bahwa masih banyak guru-guru di Indonesia yang melakukan
pekerjaan lain, di luar mengajar, untuk mendapatkan penghasilan tambahan.
Keadaan ini
dinilai sebagai salah satu faktor penyebab kualifikasi minimal guru yang tidak
terpenuhi, yang mencakup lebih dari separuh jumlah guru di Indonesia.Tercatat,
ada sekitar 20 persen guru yang menunjukkan ketidakhadirannya saat mengajar
di kelas. Praktek korupsi menjadi bagian lain yang disoroti, di mana sekolah-sekolah
dan universitas masih banyak ditemui tindakan suap dan pungutan yang harus
ditanggung orang tua untuk memperoleh layanan pendidikan lebih baik yang
disediakan oleh negara.
Hasil
penelitian ICW, juga dijadikan salah satu rujukan Aljazeera untuk mengungkapkan
masih adanya tingkat korupsi yang masih tinggi terjadi di dunia pendidikan.
Angka 40 persen anggaran yang dialokasikan oleh negara disebut biasa dikorupsi
oleh penyelenggara pendidikan di negeri ini.
Rencana
pemberlakuan kurikulum baru di Indonesia, pun mendapat sorotan. Disebutkannya,
isu kontroversial mengenai penghapusan sejumlah mata pelajaran, seperti Bahasa
Inggris dan Ilmu Pengetahuan,
8
Pada bagian
akhir, Aljazeera menuliskan tanggapan dari pihak pemerintah Indonesia, yang
diwakili oleh Mendikbud, Mohammad Nuh, yang sempat diwawancarainya pada awal
Februari lalu. Disebutkannya, bahwa untuk menjawab semua kritikan di atas,
pemerintah Indonesia memperkenalkan kurikulum baru dalam upaya untuk
menyederhanakan pendidikan, mengurangi angka putus sekolah, dan menghasilkan
lebih banyak doktor.
Pemerintah
Indonesia membela kurikulum baru dengan mengatakan bahwa pihaknya mencoba untuk
menyederhanakan sistem sekolah yang banyak dikritik dengan mata pelajaran yang
terlalu banyak, terutama di jenjang SD.
Pemecahan
Masalah
A.
Langkah-
langkah Bangsa Indonesia Dalam Memajukan Sistem Pendidikan
Indonesia
berada pada urutan terakhir dengan kualitas pendidikan terburuk di dunia
berdasarkan catatan Program International for Student Assesment (PISA).
Sementara Finlandia berada di urutan puncak. Untuk itu, guna meningkatkan
kualitas pendidikan Indonesia, pemerintah berencana mengirimkan 20 guru ke
Finlandia. Sebab, negara itu sukses membuktikan diri sebagai salah satu negara
dengan pendidikan terbaik. Hal itu dikatakan Sekjen Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemendikbud) Ainun Naim. Dia menjelaskan pengiriman guru ke
Filandia ini baru memasuki tahap I menyusul ditekennya MoU antara Kemendikbud
dan Pemerintah Finlandia.
Ainun
menjelaskan bahwa untuk tahap awal akan dilakukan pengiriman guru karena peran
guru sangat besar dalam kemajuan pendidikan di suatu negara. Nanti akan ada
juga pengiriman pelajar, dosen, akademisi, hingga kepala sekolah dan pengawas
sekolah. Dia menjelaskan program ini merupakan wujud nyata keinginan pemerintah
untuk terus meningkatkan mutu pendidikan. Dipilihnya Finlandia sebagai negara
tujuan untuk "berguru" karena negara itu sukses membuktikan diri
sebagai salah satu negara dengan best education. Karena itu, kerja sama ini sangat strategis.
Mereka adalah bukti, dengan sistem pendidikan yang tepat dan kualitas pengajar
bisa bermuara pada pendidikan yang berkualitas.
9
Rencana
lain untuk memajukan sistem pendidikan Indonesia adalah pemberlakuan kurikulum
baru di Indonesia yaitu penghapusan sejumlah mata pelajaran, seperti Bahasa
Inggris dan Ilmu Pengetahuan, khususnya dalam kurikulum tingkat SD. Pemerintah
Indonesia memperkenalkan kurikulum baru dalam upaya untuk menyederhanakan pendidikan,
mengurangi angka putus sekolah, dan menghasilkan lebih banyak doktor. Hal ini
juga dilakukan untuk menyederhanakan sistem sekolah yang banyak dikritik dengan
mata pelajaran yang terlalu banyak, terutama di jenjang SD.
Selanjutnya,
Mendikbud,
Mohammad Nuh bersikap optimis, bahwa dalam lima tahun ke depan, Indonesia akan mampu
bersaing dengan negara-negara lain di dunia. begitu pula, kata Nuh, nantinya
hasil penelitian TIMSS dan PISA, Indonesia akan menunjukkan kenaikan angka yang
positif. Nuh menandaskan, Indonesia bukanlah negara yang terisolasi dalam
percaturan global. Indonesia adalah bagian dari kelompok dunia itu. Sehingga,
kompetensi yang dimiliki Indonesia nantinya harus bisa bersaing dengan
komptensi yang dimiliki oleh negara-negara lain.
B. Sistem Pendidikan Negara Maju
Adapun contoh sistem pendidikan dari negara maju yang
mungkin dapat dipelajari dan diterapkan di negara Indonesia antara lain dari
negara Amerika, Jepang, Finlandia, dan Singapura. Berikut informasi tentang
bagaimana sistem tersebut berjalan, siapa saja yang seharusnya terlibat, dan
apa saja keuntungan yang didapat dari sistem pendidikan tersebut.
1. Sistem Pendidikan Negara Amerika
Bangsa Amerika terdiri dari
bangsa-bangsa emigran dari berbagai kawasan dunia, terutama dari kawasan Eropa
Karena bagian terbesar warga Amerika berasal dari kaum imigran Eropa, maka
sudah tentu tradisi pendidikan yang berkembang di Amerika adalah tradisi
pendidikan bangsa-bangsa Eropa.
Karakteristik utama sistem pendidikan di Amerika
Serikat adalah sangat menonjolnya desentralisasi. Pemerintah federal amerika
serikat tidak punya mandat untuk mengontrol atau mengadakan pendidikan untuk
masyarakat. Adapun ketentuan dan aturan pemerintah
10
federal mengenai kelompok-kelompok minoritas rasial dan orang-orang cacat.
Pemerintah juga mendukung penelitian pendidikan. Tetapi Amerika Serikat tidak
mempunyai sistem pendidikan yang berpusat. Namun demikian, tidak berarti bahwa
pemerintah federal tidak memberikan arah dan pengaruh terhadap masalah
pendidikan pemerintah federal juga ikut menghilangkan sistem sekolah yang
memisahkan sekolah berdasarkan ras, khususnya antara orang kulit hitan dan
kulit putih. Pemerintah federal menyamakan alokasi pendanaan sekolah,
menyediakan akses pendidikan bagi orang miskin dan orang cacat.
Tujuan sistem pendidikan di Amerika antara lain :
- untuk mencapai kesatuan dalam kebhinekaan
- untuk mengembangkan cita-cita dan praktek demokrasi
- untuk membantu pengembangan individu
- untuk memperbaiki kondisi sosial masyarakat
- untuk mempercepat kemajuan nasional
Sistem pendidikan di Amerika mempunyai sifat yang khas
yang berbeda dari sistem pendidikan di negara-negara lain. Hal ini
terutama karena sistem pemerintahannya yang mendelegasikan kebanyakan wewenang
kepada negara bagian dan pemerintahan lokal (distrik atau kota). Amerika tidak
memiliki sistem pendidikan nasional yang ada adalah sistem pendidikan dalam
artian terbatas pada masing-masing negara bagian. Hal ini berdasarkan
padafilosofi bahwa pemerintah (federal/pusat) harus dibatasi perannya, terutama
dalam pengendalian kebanyakan fungsi-fungsi publik seperti sekolah, pelayanan
sosial dan lain-lain. Karena itu di Amerika dalam pendidikan dasar dan menengah
tidak ada kurikulum nasional bahkan tidak ada kurikulum negara bagian. Apa yang
ada hanyalah semacam standar-standar kompetensi lulusan yang ditetapkan
pemerintahan negara bagian ataupun pemerintahan lokal. Walaupun begitu
pemerintah federal (pusat) diberi wewenang terbatas untuk mengintervensi dalam
masalah pendidikan bila terkait dengan empat hal yaitu :
- Memajukan demokrasi
- Menjamin kesamaan dalam peluang pendidikan
- Meningkatkan produktivitasnasional
- Memperkuat pertahanan/ ketahanan nasional.
11
2. Sistem Pendidikan Negara Jerman
Sebenarnya
banyak sekali perbedaan antara pendidikan di Jerman dengan Indonesia. Dari sisi
sistem saja, pendidikan itu sudah berbeda. Di Jerman, jenjang pendidikan Pra
Perguruan Tinggi itu hanya ada 2 macam, yaitu pendidikan dasar (Grundschule)
dan pendidikan lanjutan (Gymnasium, Realschule, atau Berufschule).
Kalau di Indonesia, pendidikan Pra Perguruan Tinggi ada 3 macam, yaitu
SD-SMP-SMA. Dari sisi waktu juga berbeda, di Indonesia memerlukan waktu 12
tahun (normal) sebelum ke jenjang Perguruan Tinggi, sedangkan di Jerman butuh
waktu 13 tahun.
Pada sebuah
buku yang ditulis I Made
Wiryana dalam sebuah milis tentang pendidikan di Jerman. Dia menuliskan
bahwa konsep pendidikan di Jerman adalah cenderung pemerataan hak mendapatkan
pendidikan. Ini berlaku untuk orang asing atau orang Jerman yang tinggal di
Jerman. Artinya secara konsep yang diutamakan adalah pemerataan
pendidikan daripada pencapaian puncak-puncak hasil pendidikan.
Dia memberikan
contoh bahwa ketika hasil PISA
rendah, seluruh Jerman panik. Akan tetapi, ketika ada anak-anak Jerman yang
dapat hadiah “the best dalam lomba sains”, orang menganggap hal itu biasa saja.
Hal ini terbalik dengan Indonesia yang sangat bangga terhadap prestasi anak
bangsa yang mengharumkan nama Indonesia di dunia.
Contoh lain
adalah jika karier anda sebagai orang lembaga pendidikan ingin maju di Jerman,
anda harus pindah ke kampus-kampus kecil (di kota kecil). Beliau menjelaskan
bahwa prinsip ini membuat pemerataan kualitas pendidikan terjadi secara alami.
Dan lagi-lagi, ini berbeda dengan Indonesia. Orang Indonesia cenderung memiliki
kebiasaan “pintar kumpul dengan pintar” dan “kaya kumpul dengan kaya”.
Melihat
kondisi di atas, membuat saya tersenyum. Saya yakin kualitas pendidikan
Indonesia bisa meningkat drastis. Syarat utama hanya 2 macam, pemeratan
pendidikan dan penghargaan terhadap prestasi pendidikan. Itu saja.
Bila kedua syarat terpenuhi, saya yakin semakin banyak anak-anak Indonesia yang
berprestasi pada ajang internasional dan semua anak-anak Indonesia bisa masuk
ke bangku sekolah.
12
3. Sistem Pendidikan Negara Jepang
Pendidikan
Jepang sama rata di mana pun di Jepang. Pada dasarnya tidak ada UN karena
memang semua sekolah sudah didasari oleh fondasi kurikulum yang dijaga sangat
ketat oleh Kementerian Pendidikan Sains dan Teknologi Jepang (MEXT). Pedoman
Kurikulum Pendidikan (PKP) yang disebut gakushuu shido youryou sudah ada
dan semua sekolah harus mengacu kepada hal tersebut yang sudah ditentukan MEXT
atau Monbusho. PKP tersebut wajib diikuti oleh semua sekolah, baik SD,
SMP, SMA, dan sekolah Kejuruan di Jepang, yang memuat isi pendidikan dan detil
pengajaran setiap mata pelajaran. Dapat dikatakan seperti manual book, dan yang
dulu dipakai adalah kurikulum tahun 2002. Mulai tahun 2011 diganti dengan
kurikulum yang baru.
Pelajaran
bahasa Inggris semakin ditekankan agar pelajar Jepang dapat lebih siap bergaul
dengan kalangan internasional. Kebijaksanaan PM Jepang Shinzo Abe ingin
sebanyak mungkin pelajar Jepang pergi belajar atau internship ke luar negeri
sehingga wawasan anak muda Jepang jadi luas nantinya, wawasan internasional.
Kyoukasho atau
buku pelajaran Jepang dibagikan gratis oleh pemerintah Jepang dengan berbagai
perbaikan. Pendidikan di Jepang sampai dengan SMP Umumnya mendapat subsidi uang
dari pemerintah sehingga pelajar dapat belajar gratis. Ada pula sekolah yang
sampai dengan SMA memberikan subsidi kepada muridnya. Tetapi yang SMA itu
tampaknya untuk warga negara Jepang. Ujian masuk sekolah di Jepang sangat
sulit. Kalau lulus, umumnya lulus semua, kalau tidak lulus (ryunen) biasanya
ada pendidikan tambahan bagi pelajar tersebut. Namun masuk sekolah, apalagi
masuk S1, S2 dan S3 sangat sulit sekali di Jepang. Sehingga ada kegiatan Juken
atau semacam bimbel (bimbingan belajar) di Jepang agar si murid bisa masuk
sekolah yang diinginkan dengan baik.
Inilah
pendidikan Jepang yang benar-benar menekankan sumber daya manusia, menekankan
pendidikan bagi manusia, terutama sampai dengan SMP semua orang tak peduli
warga Negara diwajibkan sekolah dan uang dari pihak pemerintah bagi yang
miskin. Sangat adil sangat membantu sekali semua yang berdomisili apalagi warga
Negara Jepang sendiri sehingga tingkat pendidikan di Jepang 90% tinggi dan
tidak berbeda jauh.
13
4. Sistem Pendidikan Negara Finlandia
Di Finlandia
kemandirian dalam mengikuti proses belajar mengajar itu tidak hanya dinikmati
oleh guru-gurunya yang begitu dihormati tetapi juga ditularkan kepada para
pelajar melalui berbagai kesempatan-kesempatan penting. Salah satunya dimana setiap
pelajar diberi otonomi khusus untuk menentukan jadwal ujiannya untuk mata
pelajaran yang menurutnya sudah dia kuasai. Sistem inilah yang dipertahankan
oleh Finlandia hingga akhirnya berhasil mengantarkan negara ini berada pada
posisi puncak sebagai negara yang paling berhasil mengelola pendidikan
nasionalnya.
Evaluasi
belajar secara nasional dilakukan tanpa ada intervensi pemerintah sekali pun.
Karena setiap sekolah bahkan guru berkuasa penuh untuk menyusun kurikulumnya
sendiri. Di Finlandia siapa pun presidennya dan menteri pendidikannya tidak
akan berpengaruh signifikan terhadap masa depan pendidikan. Karena fungsi
pemerintah dalam memajukan sektor pendidikan adalah dukungan finansial dan
legalitas. Maka gurulah yang berwewenang atas itu karena guru dipandang sebagai
sosok yang paling mengerti mau dimana wajah pendidikan Finlandia dibawa dimasa
yang akan datang. Sistem ini telah berdampak positif kepada pola cara mengajar
guru yang tidak terlalu dipusingkan oleh hiruk pikuknya politik nasional negaranya.
Guru-guru
Finlandia adalah lulusan terbaik setiap perguruan tinggi dan mereka harus masuk
dalam kelompok 10 besar lulusan terbaik. Itulah sebabnya guru-guru di Finlandia
betul-betul berdedikasi tinggi.
5. Sistem Pendidikan Negara Singapura
Pendidikan di
Singapura semakin lama semakin berkembang pesat. Kurikulum yang diterapkan
mencakup matematika, bahasa Inggris, berbagai pengetahuan ekonomi, teknologi
informasi dan sosial budaya, kemanusiaan serta pendidikan moral. Pendidikan
moral menjadi fokus penting dalam rangka membentuk masyarakat Singapura yang
berbudaya tinggi dalam hal etika, disipilin dan perilaku sosial sehari-hari.
Pendidikan dimaksudkan pula untuk mengembangkan kreativitas anak didik
khususnya di bidang teknologi informasi.
14
Visi
pendidikan yang dianut adalah ”First World Economy, World Class Home”
dengan menekankan pentingnya sisitem pendidikan yang berkualitas tinggi. Para
pelajar dan mahasiswa dituntut tidak hanya mempelajari ilmu pengetahuan
semata-mata tetapi juga mempelajari cara untuk menciptakan ilmu-ilmu baru.
Untuk itu, pemerintah telah menyusun tim yang kuat pada Kementerian Pendidikan
Singapura dengan mengangkat Menteri-Menteri muda yang berkualitas.
Usaha-usaha
penyempurnaan pendidikan dilakukan melalui peninjauan kurikulum dan sistem,
rekrutmen siswa khususnya di tingkat universitas, pengembangan teknologi
informasi serta pembangunannya secara holisitik. Singapura bercita-cita menjadi
“education hub”. Universitas-universitas terkenal di dunia diharapkan
dapat bekerjasama membuka kampus-kampus cabang di Singapura. Sebagai contoh
adalah yang dilakukan oleh Management Development Institute of Singapore
(MDIS). Universitas swasta tertua di Singapur ini menjalin kerjasama dengan
beberapa universitas terkemuka seperti University of Bradford, University of
Wales, Oklahoma City University, dan lain-lain.
Para pelajar
/ mahasiswa asing yang melanjutkan pendidikan di Singapura akan diberi
kemudahan-kemudahan untuk proses keimigrasian termasuk pemberian visa. Visi di
bidang pendidikan bukan semata-mata sebagai sarana pengembangan sumber daya
manusia namun juga menjadi sumber keuangan negara. Kementerian Pendidikan
Singapura juga melakukan kerjasama di bidang pendidikan dengan negara-negara
lain, termasuk Indonesia.
15
PENUTUP
Kesimpulan
Dari pemaparan makalah diatas dapat
disimpulkan bahwa segala permasalahan bangsa Indonesia berawal dari sistem
pendidikan yang tidak efektif yang ada di Indonesia. Mulai dari kasus korupsi
dan kolusi, rendahnya pereokonomian Indonesia, tindak kriminal, dan lain
sebagainya. Namun pemerintah sudah merencanakan berbagai langkah untuk
memajukan sistem pendidikan Indonesia, seperti mengirim 20 guru pergi ke negara
Finlandia untuk melakukan pembelajaran menjadi guru yang baik dan menciptakan
pelajar yang berkualitas dan berkompeten. Lalu menyusul rencana memberangkatkan
dosen, pelajar, akademi, hingga kepala sekolah dan pengawas.
Rencana lainnya adalah pemberlakuan
kurikulum baru yaitu penghapusan mata pelajaran Bahasa Inggris, dan Ilmu
Pengetahuan d tingkat SD. Program ini dilakukan dalam upaya menyederhanakan
pendidikan,
mengurangi angka putus sekolah, dan menghasilkan lebih banyak doktor.
Mempelajari dan menerapkan sitem
pendidikan dari negara maju juga cukup penting, guna untuk evaluasi dari
program-program sebelumnya untuk
meningkatkan sistem pendidikan di Indonesia. Seperti negara Jerman yang
mengutamakan pemerataan hak mendapatkan pendidikan dan penghargaan terhadap
prestasi pendidikan. Lalu di negara Amerika lebih membatasi peran pemerintah
pusat dalam mengatur sistem pendidikan, dan sudah menjadi tanggung jawab
pemerintah negara bagian, sehingga sistem ini terbukti mampu menjalankan sistem
pendidikan dengan baik.
16
Saran
Dalam mengatasi berbagai masalah
yang timbul di Indonesia, harus menerapkan sebuah sistem yang tepat dan akurat.
Dalam konteks ini peran pemerintah sangat penting dalam upaya meningkatkan mutu
dan kemajuan sistem pendidikan di Indonesia agar dapat bersaing di kaca
Internasional. Untuk mewujudkan hal tersebut maka diperlukannya suatu program
yang dapat merubah atau mengevaluasi sistem pendidikan untuk kedepannya agar
lebih baik lagi.
Perlu diperhatikan sebelum
memutuskan suatu kebijakan, pemerintah seharusnya mengetahui dan dapat
menganalisa bagaimana tanggapan masyarakat terhadap kebijakan tersbut, efisien
atau tidak, dan yang paling penting adalah program tersebut harus dapat berjalan
dengan lancar hingga tujuan pemerintah dapat tercapai. Jangan sampai suatu
kebijakan menemui kebuntuan sehingga kebijakan tersebut harus berhenti ditengan
jalan, hal ini dapat merugikan suatu negara karena harus memikirkan lagi suatu
perubahan yang membutuhkan dana lagi. Lalu suatu negara harus bisa mengamati
dan memahami bagaimana jalannya sistem pendidikan dari negara maju, tujuannya
sebagai referensi dan evaluasi bagi negara kita untuk memperbaiki sistem
pemdidikan Indonesia.
Daftar
Pustaka
17