Jumat, 21 November 2014

Membangun Negeri dengan Sistem Pendidikan yang Baik



MAKALAH
MEMBANGUN NEGERI DENGAN MENERAPKAN SISTEM PENDIDIKAN YANG BAIK

Diajukan Sebagai Tugas Mata Kuliah Pendidikan Pancasila
Semester Ganjil Tahun Akademik 2012/ 1213
Dosen Pembina : HOMAIDI, S.H., M.Hum


Oleh :
Nama : M. Rizky Abdulloh
NIM : 1331310029
Kelas : 1C

POLITEKNIK NEGERI MALANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
MALANG 2014
DAFTAR ISI

BAB I   PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1  Latar Belakang...................................................................................................1
1.2  Alasan Pemilahan Judul.....................................................................................2
1.3  Rumusan Masalah..............................................................................................2
1.4  Batasan Masalah.................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................3
1.    Pengertian Sistem Pendidikan.........................................................................3
2.    Komponen-komponen Sistem Pendidikan......................................................4
BAB III PEMBAHASAN..................................................................................................7
1.    Pokok Masalah................................................................................................7
2.    Pemecahan Masalah........................................................................................9
BAB VI PENUTUP..........................................................................................................16
4.1  Kesimpulan......................................................................................................16
4.2  Saran.................................................................................................................17
Daftar Pustaka...................................................................................................................17











PENDAHULUAN
1.1           Latar Belakang
Jika kita berbicara tentang masalah-masalah yang dialami negara kita, mungkin tidak akan ada habisnya. Berbagai masalah dan beranekaragam bentuk masalah yang timbul di  negara kita seakan menjadi hal yang biasa terjadi dan banyak juga masalah yang tidak terselesaikan hingga berangsur-angsur hilang begitu saja dari telinga masyarakat Indonesia tanpa adanya solusi dan penyelesaian, dan cepat atau lambat suatu saat hal itu akan menjadi bencana yang besar bagi negara Indonesia.
Dalam hal ini banyak sektor yang menyebabkan berbagai masalah yang terjadi di Indonesia. Seperti rendahnya sumber daya manusia, sistem ekonomi, politik, dan pendidikan yang tidak bejalan dengan maksimal, lemahnya hukum di Indonesia.
Negeri ini seolah dihujat masalah bertubi- tubi yang tidak ada habisnya dan solusi yang dapat menyelesaikan masalah tersebut. Seperti kasus korupsi dan kolusi yang menjadi budaya dikalangan pejabat, pemimpin daerah, dan politikus, lalu tingginya tingkat kemiskinan, pengangguran, tindak kriminal dan anarkisme di Indonesia. Untuk menangani persoalan tersebut, bangsa indonesia harus mengevaluasi dan harus ada perubahan dalam sistem yang dijalankan di Indonesia.
Evaluasi dan perubahan yang paling mendasar harus dilakukan pada sistem pendidikan terlebih dahulu. Karena pendidikan di Indonesi dianggap tidak merata, banyak anak indonesia yang dirundung kemiskinan dan ditempat terpencil belum mendapatkan pendidikan yang optimal. Dengan adanya perubahan pada sitem pedidikan tersebut diharapakan lahirnya generasi penerus bangsa yang berkualitas, berakhlak baik, kompeten dikalangan internasional, dan kelak menjadikan negara Indonesia menjadi negara maju.






1
1.2           Alasan Pemilihan Judul
Dalam makalah ini saya mengambil judul “Membangun Negeri dengan Menerapkan Sistem Pendidikan yang Baik”. Dalam konteks ini saya beranggapan segala masalah yang timbul di negara Indonesia  berawal dari buruknya sistem pendidikan di Indonesia dibandingkan negara lain. Seperti kasus korupsi, tindak kriminal, pengangguran, kemiskinan, anarkisme, dan lain-lain mungkin disebabkan kurangnya pemahaman terhadap pendidikan Pancasila, Agama, Sosiologi, dan mata pelajaran lain yang ada kaitannya dengan persoalan tersebut. Dengan membuat sistem pendidikan yang baik akan menghasilkan generasi bangsa yang berkualitas, dan segala persoalan pun akan terselesaikan. Dengan begitu kita dapat membangun negara ini menjadi lebih maju.
Mempelajari dan menerapkan sistem pendidikan dari negara maju tidak ada salahnya, karena terbukti negara tersebut dapat dikatakan menjadi negara makmur, sejahtera dan mandiri. Oleh karena itu, mari kita membangun negeri ini dengan mempelajari dan menerapkan sistem pendidikan dari negara maju.
1.3           Rumusan Masalah
1.      Apa bentuk-bentuk masalah di Indonesia dan apa faktor pemicu dari masalah tersebut?
2.      Apa langkah bangsa Indonesia dalam mengatasi masalah tersebut?
3.      Bagaimana bentuk sistem pendidikan dari negara maju?

1.4           Batasan Masalah
Sistem pendidikan yang dimaksud dalam makalah ini adalah sistem pendidikan Indonesia yang memerlukan perbaikan agar segala permasalahan bangsa Indonesia dapat teratasi. Karena segala permasalahan timbul disebabkan oleh sistem pendidikan yang tidak berjalan dengan maksimal.
Langkah dan upaya dalam makalah ini maksudnya perbaikan apa saja yang telah dilakukan pemerintah Indonesia untuk memajukan sistem pendidikan Indonesia dan bagaimana sistem dari negara lain untuk dijadikan bahan evaluasi bagi negara Indonesia.
Dan masalah yang dimaksud adalah seputar masalah-masalah bangsa Indonesia yang dianggap masalah besar yang tidak atau belum teratasi.
2
TINJAUAN PUSTAKA

A.    Pengertian Sistem Pendidikan
Kata sistem barasal dari bahasa Yunani yaitu systema yang berarti “cara, strategi”. Dalam bahasa Inggris system berarti “system, susunan, jaringan, cara”. System juga diartikan “suatu strategi, cara berpikir atau model berpikir”.
Definisi tradisional menyatakan bahwa system adalah seperangkat komponen atau unsur-unsur yang saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Misalnya mobil adalah suatu system, yang meliputi komponen-komponen seperti roda, rem, kemodi, mesin, dan sebagainya. Dalam artian yang luas, mobil sebenarnya adalah suatu subsistem atau komponen dalam system tranportasi, di samping alat-alat transport lainnya, seperti sepeda, motor, pesawat terbang dan sebagainya. Definisi modern juga tidak jauh berbeda dengan definisi tradisional seperti apa yang dikemkakan oleh para ahli, antara lain:
1.    Immegart mendifinisikan system adalah suatu keseluruhan yang memiliki bagian-bagian yang tersusun secara sistematis, bagian-bagian itu terelasi antara satu dengan yang lain, serta peduli terhadap kontek lingkungannya.
2.    Roger A Kanfman mendifinisikan system dengan sutu totalitas yang tersusun dari bagian-bagian yang bekerja secara sendiri-diri atau bekerja bersama-sama untuk mencapai hasil atau tujuan yang diinginkan berdasarkan kebutuhan.
3.    Zahara Idris mengemukakan bahwa system adalah suatu kesatuan yang terdiri atas komponen-komponen atau element-element, atau unsur-unsur sebagai sumber-sumber yang mempunyai hubungan fungsional yang teratur untuk mencapai suatu hasil.
Sedangkan pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan yang secara sadar dan disengaja serta penuh tanggung jawab yang dilakukan orang dewasa kepada anak sehingga timbul interaksi dari keduanya agar anak tersebut mencapai kedewasaan.






3
Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan setiap system pasti mempunyai ciri-ciri, antara lain:
1.    Komponen-komponen, Komponen adalah bagian suatu system yang melaksanakan suatu fungsi untuk menunjang usaha mencapai tujuan system.
2.    Interaksi atau saling berhubungan, semua komponen dalam sustu system pasti saling mempengaruhi dan saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya.
3.    Proses transformasi, semua system dalam mencapai tujuannya pasti memerlukan sebuah proses.
4.    Koreksi, untuk mengetahui apakah semuanya berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuan yang diinginkan, maka diperlukan adanya koreksi terhadap semua itu.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, mungkin dapat kita simpulkan bahwa sistem pendidikan adalah suatu system yang terdiri dari komponen-komponen yang ada dalam proses pendidikan, dimana antara satu komponen dengan komponen yang lainnya saling berhubungan dan berinteraksi untuk mencapai tujuan pendidikan.

B.    Komponen-Komponen Sistem Pendidikan
Secara teoritis, suatu system pendidikan terdiri dari komponen-komponen atau bagian-bagian yang menjadi inti dari proses pendidikan. Adapun komponen-komponen tersebut terdiri dari tujuan, Pendidik, Peserta didik, alat pendidikan, dan lingkungan.
1. Tujuan
Tujuan adalah batas cita-cita yang diinginkan dalam satu usaha. Semua usaha mempunyai dan diikat oleh tujuan tertentu, termasuk usaha pendidikan. Sebab tanpa adanya tujuan tersebut, maka usaha itu tidaklah mempunyai arti apa-apa. Tujuan yang ingin dicapai dalam satu usaha perlu dikonkritkan lebih dahulu sebelum usaha dimulai, sebab tujuan mempunyai fuingsi yang tertentu terhadap satu usaha.
Secara umum terdapat dua pandangan mengenai tujuan pendidikan, pandangan yang pertama yang berorientasi pada individu berpendapat bahwa tujuan pendidikan adalah mempersiapkan peserta didik agar bisa mearaih kebahagiaan dan kesuksesan dalam kehidupannya. Sedangkan pandangan yang kedua berorientasi pada kemasyarakatan, bagi mereka pendidikan bertujuan mempersiapkan manusia yang bisa berperan dan menyesuaikan diri dalam masyarakatnya masing-masing.

$4
2. Pendidik
Pendidik adalah orang yang melaksanakan pendidikan. Dialah sebagai pihak yang mendidik, pihak yang memberikan anjuran, norma-norma, bermacam-macam pengetahuan dan kecakapan, pihak yang turut membentuk anak, pihak yang turut membantu menghumanisasikan anak. Karena sedemikian besar tugas seorang pendidik maka diperlukan adanya persaratan-persaratan yang harus dimiliki oleh seorang pendidik, persyaratan tersebut diantaranya:
a.    Persyaratan Jasmaniah
Seorang pendidik merupakan petugas lapangan dalam pendidikan. Factor kesehatan jasmaniah adalah factor yang menentukan terhadap lancar dan tidaknya proses pendidikan yang ada, dan disamping itu kesehatan jasmaniah dari seorang pendidik banyak memberikan pengaruh terhadap anak didik, terutama yang menyangkut kebanggaan mereka apabila memiliki guru yang berbadan sehat
b.    Persyaratan Keperibadian
Persyaratan keperibadian ini manyangkut masalah keseluruhan rokhaniah manusia, sikap, dan tingkah laku. Bentuk rokhaniah manusia hubungannya dengan masalah moral yang baik, dimana seorang guru harus memiliki moral tersebut sehingga dapat menjadi suritauladan bagi anak didiknya. Adapun sikap-sikap yang dapat digolongkan ke dalam moral yang baik antara lain: jujur, adil, bijaksana, pemaaf, ikhlas, mau mengakui kwsalahan sendiri, dan lain-lain
c.    Persyaratan pengetahuan pendidikan
Setiap pendidik tidaklah cukup dengan sekedar pandai atau mempunyai pengetahuan saja, tetapi untuk menjadi seorang pendidik yang baik maka perlu memiliki pengetahuan-pengetahuan yang ada sesuai dengan kedudukannya sebagai pendidik. Adapun pengetahuan-pengetahuan yang penting perlu diketahui diantaranya: ilmu sejarah pendidikan, ilmu psikologi, kurikulum, ilmu tentang metode mengajar, pengetahuan tentang dasar dan tujuan pendidikan, pengetahuan tentang moral.
3. Peserta Didik
Peserta didik adalah sasaran pendidikan, pihak yang dididik, diarahkan, dipimpin, dan diberi bermacam-macam ilmu pengetahuan dan keterampilan. Peserta didik juga bisa dikatakan sebagai pihak yang dihumanisasikan.


5
4. Alat Pendidikan
Alat pendidikan adalah segala sesuatu yang membantu terlaksananya proses pendidikan dalam rangka mencapai tujuannya, baik berupa benda atau bukan benda. Alat pendidikan mempunyai pengertian yang sangat luas oleh sebab itu dalam pembicaraanalat pendidikan perlu diadakan pembagian-pembagian, sebab ada yang menganggap juga bahwa alat pendidikan adalah suatu tindakan atau perbuatan atau situasi yang dengan sengaja diadakan untuk mencapai tujuan pendidikan.
Secara umum alat pendidikan terbagi menjadi dua macam yaitu berbentuk benda dan berbentuk non benda. Yang berbentuk benda misalnya: papan tulis, bangku, meja dan sebagainya. Sedangkan yang berbentuk non benda misalnya: teguran, peringatan, ganjaran, dan sebagainya.
Bagi para pendidik dengan tugasnya dituntut untuk menyempurnakan alat-alat pendidikan yang penting disamping itu pula keterampilan seorang pendidik dalam pemakaian alat-alat pendidikan banyak menentukan kesuksesan pendidikan.
Tentunya banyak sekali factor-faktor yang harus diperhitungkan oleh para pendidik dalam hubungannya dengan pemakaiaan alat-alat pendidikan factor tersebut antara lain: Faktor pendidik sebagai Subjek pendidikan, Faktor anak didik, faktor kemampuan.
5. Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar anak baik berupa benda-benda, peristiwa-peristiwa yang terjadi maupun kondisi masyarakat terutama yang dapt memberikan pengaruh kuat kepada anak yaitu lingkungan dimana proses pendidikan tersebut berlangsung antara lain berkaitan dengan keadaan sekolah, perlengkapan peralatan sekolah, keadaan murid-murid, keadaan guru-guru, dan lain-lain. Serta lingkungan dimana anak-anak bergaul sehari-harinya yang meliputi lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat. Yang berkaitan dengan lingkungan keluarga misalnya: perlakuan orang tua terhadap anak, status anak dalam keluarga, besar kecilnya keluarga, keadaan ekonomi keluarga, pendidikan orang tua. Sedangkan yang berkaitan dengan lingkungan masyarakat misalnya keadaan masyarakat tersebut.
Pengaruh lingkungan tidaklah seperti pengaruh yang diberikan oleh pendidik, sebab pengaruh lingkungan tanpa adanya kesengajaan, kesadaran, apalagoi perencanaan.berbeda dengan pengaruh yang diberikan pendidik dimana mereka berusaha dengan sadar, tanggung jawab, sistematis dalam mengantarkan peserta didik mencapai kedewasaannya.

6
PEMBAHASAN
Pokok Masalah
A.    Bentuk-bentuk Masalah di Indonesia 

Mengutip pernyataan Pror.Dr.M.Amien Rais, MA menyatakan dalam pendapatnya saat ini terdapat 5 masalah besar negeri dan global yang terjadi di Indonesia, yakni :
1. Population Explosion (Ledakan Jumlah Penduduk Dunia)
2.
Food Crisis (Krisis Pangan)
3. Energy Crisis (Krisis Energi)
4. Ecological Destruction (Perusakan Lingkungan)
5. Crisis of Civilazation (Krisis Peradaban)
Crisis of Civilazation atau Krisis Peradaban, ini menjadi sorotan utama bagi kami. Karena kami melihat peradaban di negeri ini sudah tidak sesuai dengan norma moral yang ada, banyak sekali konflik yang terjadi di Negeri ini perang dimana-mana, konflik antar etnis, kerusuhan yang brutal dan anarkis bahkan sampai korupsi kolusi dan nepotisme dapat merusak peradaban dan martabat negeri ini di mata dunia 5 masalah tersebut tidak dapat di pisahkan satu sama lainnya, semua itu saling berkaitan dan saling berkesinambungan.
Dibutuhkan generasi-generasi muda yang mempunyai jiwa untuk merubah negeri ini menjadi yang lebih baik. Dengan cara semangat mencari ilmu dan menguasai teknologi dan informasi yang dalam era globalisasi ini yang semakin berkembang. Dalam sebuah hadist dinyatakan bahwa “Barang siapa ingin menguasai dunia, akhirat maupun dunia dan akhirat, maka kuasailah ilmu pengetahuan dalam konteks ini penerapan ilmu teknologi dan informasi yang bermoral dan beretika.
Dapat disimpulkan bahwa peran menerapkan ilmu teknologi dan informasi dalam kaitannya membangun peradaban negeri ini berfungsi sangat penting dan krusial sebagai pondasi bangsa dan Negara ini di massa-massa yang akan datang dan di era-era yang akan datang.




7
B.    Faktor yang Memicu Rendahnya Sistem Pendidikan Indonesia

Kali ini sistem pendidikan Indonesia kembali menjadi sorotan dunia. Bukan karena prestasi yang dibuat oleh Indonesia melainkan buruknya sistem pendidikan Indonesia yang mengakibatkan pendidikan Indonesia menjadi peringkat terbawah di dunia. Buruknya tingkat kompetensi guru yang mengajar di sekolah-sekolah di Indonesia adalah salah satu faktor buruknya sistem pendidikan di Indonesia, bahwa hanya sekitar separuhnya saja, atau 51 persen guru yang mengajar di Indonesia yang memiliki kompetensi yang dibutuhkan untuk dapat mengajar dengan baik dan profesional.
Kritik dari sejumlah pengamat pendidikan menyebutkan bahwa sistem pendidikan di Indonesia masih menekankan pada pengetahuan yang harus dihapal, bukan pada pengembangan berpikir kreatif siswa. Intensitas kehadiran guru juga disorot dalam ulasan, dengan mengatakan bahwa masih banyak guru-guru di Indonesia yang melakukan  pekerjaan lain, di luar mengajar, untuk mendapatkan penghasilan tambahan.
Keadaan ini dinilai sebagai salah satu faktor penyebab kualifikasi minimal guru yang tidak terpenuhi, yang mencakup lebih dari separuh jumlah guru di Indonesia.Tercatat, ada sekitar 20 persen guru yang menunjukkan ketidakhadirannya saat mengajar  di kelas. Praktek korupsi menjadi bagian lain yang disoroti, di mana sekolah-sekolah dan universitas masih banyak ditemui tindakan suap dan pungutan yang harus ditanggung orang tua untuk memperoleh layanan pendidikan lebih baik yang disediakan oleh negara.
Hasil penelitian ICW, juga dijadikan salah satu rujukan Aljazeera untuk mengungkapkan masih adanya tingkat korupsi yang masih tinggi terjadi di dunia pendidikan. Angka 40 persen anggaran yang dialokasikan oleh negara disebut biasa dikorupsi oleh penyelenggara pendidikan di negeri ini.
Rencana pemberlakuan kurikulum baru di Indonesia, pun mendapat sorotan. Disebutkannya, isu kontroversial mengenai penghapusan sejumlah mata pelajaran, seperti Bahasa Inggris dan Ilmu Pengetahuan,
                                                                                                                                                                                                                  
8
Pada bagian akhir, Aljazeera menuliskan tanggapan dari pihak pemerintah Indonesia, yang diwakili oleh Mendikbud, Mohammad Nuh, yang sempat diwawancarainya pada awal Februari lalu. Disebutkannya, bahwa untuk menjawab semua kritikan di atas, pemerintah Indonesia memperkenalkan kurikulum baru dalam upaya untuk menyederhanakan pendidikan, mengurangi angka putus sekolah, dan menghasilkan lebih banyak doktor.
Pemerintah Indonesia membela kurikulum baru dengan mengatakan bahwa pihaknya mencoba untuk menyederhanakan sistem sekolah yang banyak dikritik dengan mata pelajaran yang terlalu banyak, terutama di jenjang SD.

Pemecahan Masalah
A.    Langkah- langkah Bangsa Indonesia Dalam Memajukan Sistem Pendidikan
Indonesia berada pada urutan terakhir dengan kualitas pendidikan terburuk di dunia berdasarkan catatan Program International for Student Assesment (PISA). Sementara Finlandia berada di urutan puncak. Untuk itu, guna meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia, pemerintah berencana mengirimkan 20 guru ke Finlandia. Sebab, negara itu sukses membuktikan diri sebagai salah satu negara dengan pendidikan terbaik. Hal itu dikatakan Sekjen Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Ainun Naim. Dia menjelaskan pengiriman guru ke Filandia ini baru memasuki tahap I menyusul ditekennya MoU antara Kemendikbud dan Pemerintah Finlandia.
Ainun menjelaskan bahwa untuk tahap awal akan dilakukan pengiriman guru karena peran guru sangat besar dalam kemajuan pendidikan di suatu negara. Nanti akan ada juga pengiriman pelajar, dosen, akademisi, hingga kepala sekolah dan pengawas sekolah. Dia menjelaskan program ini merupakan wujud nyata keinginan pemerintah untuk terus meningkatkan mutu pendidikan. Dipilihnya Finlandia sebagai negara tujuan untuk "berguru" karena negara itu sukses membuktikan diri sebagai salah satu negara dengan best education.  Karena itu, kerja sama ini sangat strategis. Mereka adalah bukti, dengan sistem pendidikan yang tepat dan kualitas pengajar bisa bermuara pada pendidikan yang berkualitas.
9

Rencana lain untuk memajukan sistem pendidikan Indonesia adalah pemberlakuan kurikulum baru di Indonesia yaitu penghapusan sejumlah mata pelajaran, seperti Bahasa Inggris dan Ilmu Pengetahuan, khususnya dalam kurikulum tingkat SD. Pemerintah Indonesia memperkenalkan kurikulum baru dalam upaya untuk menyederhanakan pendidikan, mengurangi angka putus sekolah, dan menghasilkan lebih banyak doktor. Hal ini juga dilakukan untuk menyederhanakan sistem sekolah yang banyak dikritik dengan mata pelajaran yang terlalu banyak, terutama di jenjang SD.
Selanjutnya, Mendikbud, Mohammad Nuh bersikap optimis, bahwa dalam lima tahun ke depan, Indonesia akan mampu bersaing dengan negara-negara lain di dunia. begitu pula, kata Nuh, nantinya hasil penelitian TIMSS dan PISA, Indonesia akan menunjukkan kenaikan angka yang positif. Nuh menandaskan, Indonesia bukanlah negara yang terisolasi dalam percaturan global. Indonesia adalah bagian dari kelompok dunia itu. Sehingga, kompetensi yang dimiliki Indonesia nantinya harus bisa bersaing dengan komptensi yang dimiliki oleh negara-negara lain.

B.    Sistem Pendidikan Negara Maju
Adapun contoh sistem pendidikan dari negara maju yang mungkin dapat dipelajari dan diterapkan di negara Indonesia antara lain dari negara Amerika, Jepang, Finlandia, dan Singapura. Berikut informasi tentang bagaimana sistem tersebut berjalan, siapa saja yang seharusnya terlibat, dan apa saja keuntungan yang didapat dari sistem pendidikan tersebut.
1.      Sistem Pendidikan Negara Amerika
Bangsa Amerika terdiri dari bangsa-bangsa emigran dari berbagai kawasan dunia, terutama dari kawasan Eropa Karena bagian terbesar warga Amerika berasal dari kaum imigran Eropa, maka sudah tentu tradisi pendidikan yang berkembang di Amerika adalah tradisi pendidikan bangsa-bangsa  Eropa.
Karakteristik utama sistem pendidikan di Amerika Serikat adalah sangat menonjolnya desentralisasi. Pemerintah federal amerika serikat tidak punya mandat untuk mengontrol atau mengadakan pendidikan untuk masyarakat. Adapun ketentuan dan aturan pemerintah


10
federal mengenai kelompok-kelompok minoritas rasial dan orang-orang cacat. Pemerintah juga mendukung penelitian pendidikan. Tetapi Amerika Serikat tidak mempunyai sistem pendidikan yang berpusat. Namun demikian, tidak berarti bahwa pemerintah federal tidak memberikan arah dan pengaruh terhadap masalah pendidikan pemerintah federal juga ikut menghilangkan sistem sekolah yang memisahkan sekolah berdasarkan ras, khususnya antara orang kulit hitan dan kulit putih. Pemerintah federal menyamakan alokasi pendanaan sekolah, menyediakan akses pendidikan bagi orang miskin dan orang cacat.
Tujuan sistem pendidikan di Amerika antara lain :
  1. untuk mencapai kesatuan dalam kebhinekaan
  2. untuk mengembangkan cita-cita dan praktek demokrasi
  3. untuk membantu pengembangan individu
  4. untuk memperbaiki kondisi sosial masyarakat
  5. untuk mempercepat kemajuan nasional
Sistem pendidikan di Amerika mempunyai sifat yang khas yang berbeda dari sistem pendidikan di  negara-negara lain. Hal ini terutama karena sistem pemerintahannya yang mendelegasikan kebanyakan wewenang kepada negara bagian dan pemerintahan lokal (distrik atau kota). Amerika tidak memiliki sistem pendidikan nasional yang ada adalah sistem pendidikan dalam artian terbatas pada masing-masing negara bagian. Hal ini berdasarkan padafilosofi bahwa pemerintah (federal/pusat) harus dibatasi perannya, terutama dalam pengendalian kebanyakan fungsi-fungsi publik seperti sekolah, pelayanan sosial dan lain-lain. Karena itu di Amerika dalam pendidikan dasar dan menengah tidak ada kurikulum nasional bahkan tidak ada kurikulum negara bagian. Apa yang ada hanyalah semacam standar-standar kompetensi lulusan yang ditetapkan pemerintahan negara bagian ataupun pemerintahan lokal. Walaupun begitu pemerintah federal (pusat) diberi wewenang terbatas untuk mengintervensi dalam masalah pendidikan bila terkait dengan empat hal yaitu :
  • Memajukan demokrasi
  • Menjamin kesamaan dalam peluang pendidikan
  • Meningkatkan produktivitasnasional
  • Memperkuat pertahanan/ ketahanan nasional.
11
2.      Sistem Pendidikan Negara Jerman
Sebenarnya banyak sekali perbedaan antara pendidikan di Jerman dengan Indonesia. Dari sisi sistem saja, pendidikan itu sudah berbeda. Di Jerman, jenjang pendidikan Pra Perguruan Tinggi itu hanya ada 2 macam, yaitu pendidikan dasar (Grundschule) dan pendidikan lanjutan (Gymnasium, Realschule, atau Berufschule). Kalau di Indonesia, pendidikan Pra Perguruan Tinggi ada 3 macam, yaitu SD-SMP-SMA. Dari sisi waktu juga berbeda, di Indonesia memerlukan waktu 12 tahun (normal) sebelum ke jenjang Perguruan Tinggi, sedangkan di Jerman butuh waktu 13 tahun.
Pada sebuah buku yang ditulis I Made Wiryana dalam sebuah milis tentang pendidikan di Jerman. Dia menuliskan bahwa konsep pendidikan di Jerman adalah cenderung pemerataan hak mendapatkan pendidikan. Ini berlaku untuk orang asing atau orang Jerman yang tinggal di Jerman. Artinya secara konsep yang diutamakan adalah pemerataan pendidikan daripada pencapaian puncak-puncak hasil pendidikan.
Dia memberikan contoh bahwa ketika hasil PISA rendah, seluruh Jerman panik. Akan tetapi, ketika ada anak-anak Jerman yang dapat hadiah “the best dalam lomba sains”, orang menganggap hal itu biasa saja. Hal ini terbalik dengan Indonesia yang sangat bangga terhadap prestasi anak bangsa yang mengharumkan nama Indonesia di dunia.
Contoh lain adalah jika karier anda sebagai orang lembaga pendidikan ingin maju di Jerman, anda harus pindah ke kampus-kampus kecil (di kota kecil). Beliau menjelaskan bahwa prinsip ini membuat pemerataan kualitas pendidikan terjadi secara alami. Dan lagi-lagi, ini berbeda dengan Indonesia. Orang Indonesia cenderung memiliki kebiasaan “pintar kumpul dengan pintar” dan “kaya kumpul dengan kaya”.
Melihat kondisi di atas, membuat saya tersenyum. Saya yakin kualitas pendidikan Indonesia bisa meningkat drastis. Syarat utama hanya 2 macam, pemeratan pendidikan dan penghargaan terhadap prestasi pendidikan. Itu saja. Bila kedua syarat terpenuhi, saya yakin semakin banyak anak-anak Indonesia yang berprestasi pada ajang internasional dan semua anak-anak Indonesia bisa masuk ke bangku sekolah.

12
3.      Sistem Pendidikan Negara Jepang
Pendidikan Jepang sama rata di mana pun di Jepang. Pada dasarnya tidak ada UN karena memang semua sekolah sudah didasari oleh fondasi kurikulum yang dijaga sangat ketat oleh Kementerian Pendidikan Sains dan Teknologi Jepang (MEXT). Pedoman Kurikulum Pendidikan  (PKP) yang disebut gakushuu shido youryou sudah ada dan semua sekolah harus mengacu kepada hal tersebut yang sudah ditentukan MEXT atau Monbusho. PKP tersebut  wajib diikuti oleh semua sekolah, baik SD, SMP, SMA, dan sekolah Kejuruan di Jepang, yang memuat isi pendidikan dan detil pengajaran setiap mata pelajaran. Dapat dikatakan seperti manual book, dan yang dulu dipakai adalah kurikulum tahun 2002. Mulai tahun 2011 diganti dengan kurikulum yang baru.
Pelajaran bahasa Inggris semakin ditekankan agar pelajar Jepang dapat lebih siap bergaul dengan kalangan internasional. Kebijaksanaan PM Jepang Shinzo Abe ingin sebanyak mungkin pelajar Jepang pergi belajar atau internship ke luar negeri sehingga wawasan anak muda Jepang jadi luas nantinya, wawasan internasional.
Kyoukasho atau buku pelajaran Jepang dibagikan gratis oleh pemerintah Jepang dengan berbagai perbaikan. Pendidikan di Jepang sampai dengan SMP Umumnya mendapat subsidi uang dari pemerintah sehingga pelajar dapat belajar gratis. Ada pula sekolah yang sampai dengan SMA memberikan subsidi kepada muridnya. Tetapi yang SMA itu tampaknya untuk warga negara Jepang. Ujian masuk sekolah di Jepang sangat sulit. Kalau lulus, umumnya lulus semua, kalau tidak lulus (ryunen) biasanya ada pendidikan tambahan bagi pelajar tersebut. Namun masuk sekolah, apalagi masuk S1, S2 dan S3 sangat sulit sekali di Jepang. Sehingga ada kegiatan Juken atau semacam bimbel (bimbingan belajar) di Jepang agar si murid bisa masuk sekolah yang diinginkan dengan baik.
Inilah pendidikan Jepang yang benar-benar menekankan sumber daya manusia, menekankan pendidikan bagi manusia, terutama sampai dengan SMP semua orang tak peduli warga Negara diwajibkan sekolah dan uang dari pihak pemerintah bagi yang miskin. Sangat adil sangat membantu sekali semua yang berdomisili apalagi warga Negara Jepang sendiri sehingga tingkat pendidikan di Jepang 90% tinggi dan tidak berbeda jauh.
13
4.      Sistem Pendidikan Negara Finlandia
Di Finlandia kemandirian dalam mengikuti proses belajar mengajar itu tidak hanya dinikmati oleh guru-gurunya yang begitu dihormati tetapi juga ditularkan kepada para pelajar melalui berbagai kesempatan-kesempatan penting. Salah satunya dimana setiap pelajar diberi otonomi khusus untuk menentukan jadwal ujiannya untuk mata pelajaran yang menurutnya sudah dia kuasai. Sistem inilah yang dipertahankan oleh Finlandia hingga akhirnya berhasil mengantarkan negara ini berada pada posisi puncak sebagai negara yang paling berhasil mengelola pendidikan nasionalnya.
Evaluasi belajar secara nasional dilakukan tanpa ada intervensi pemerintah sekali pun. Karena setiap sekolah bahkan guru berkuasa penuh untuk menyusun kurikulumnya sendiri. Di Finlandia siapa pun presidennya dan menteri pendidikannya tidak akan berpengaruh signifikan terhadap masa depan pendidikan. Karena fungsi pemerintah dalam memajukan sektor pendidikan adalah dukungan finansial dan legalitas. Maka gurulah yang berwewenang atas itu karena guru dipandang sebagai sosok yang paling mengerti mau dimana wajah pendidikan Finlandia dibawa dimasa yang akan datang. Sistem ini telah berdampak positif kepada pola cara mengajar guru yang tidak terlalu dipusingkan oleh hiruk pikuknya politik nasional negaranya.
Guru-guru Finlandia adalah lulusan terbaik setiap perguruan tinggi dan mereka harus masuk dalam kelompok 10 besar lulusan terbaik. Itulah sebabnya guru-guru di Finlandia betul-betul berdedikasi tinggi.
5.      Sistem Pendidikan Negara Singapura
Pendidikan di Singapura semakin lama semakin berkembang pesat. Kurikulum yang diterapkan mencakup matematika, bahasa Inggris, berbagai pengetahuan ekonomi, teknologi informasi dan sosial budaya, kemanusiaan serta pendidikan moral. Pendidikan moral menjadi fokus penting dalam rangka membentuk masyarakat Singapura yang berbudaya tinggi dalam hal etika, disipilin dan perilaku sosial sehari-hari. Pendidikan dimaksudkan pula untuk mengembangkan kreativitas anak didik khususnya di bidang teknologi informasi.
14
Visi pendidikan yang dianut adalah ”First World Economy, World Class Home” dengan menekankan pentingnya sisitem pendidikan yang berkualitas tinggi. Para pelajar dan mahasiswa dituntut tidak hanya mempelajari ilmu pengetahuan semata-mata tetapi juga mempelajari cara untuk menciptakan ilmu-ilmu baru. Untuk itu, pemerintah telah menyusun tim yang kuat pada Kementerian Pendidikan Singapura dengan mengangkat Menteri-Menteri muda yang berkualitas.
Usaha-usaha penyempurnaan pendidikan dilakukan melalui peninjauan kurikulum dan sistem, rekrutmen siswa khususnya di tingkat universitas, pengembangan teknologi informasi serta pembangunannya secara holisitik. Singapura bercita-cita menjadi “education hub”. Universitas-universitas terkenal di dunia diharapkan dapat bekerjasama membuka kampus-kampus cabang di Singapura. Sebagai contoh adalah yang dilakukan oleh Management Development Institute of Singapore (MDIS). Universitas swasta tertua di Singapur ini menjalin kerjasama dengan beberapa universitas terkemuka seperti University of Bradford, University of Wales, Oklahoma City University, dan lain-lain.
Para pelajar / mahasiswa asing yang melanjutkan pendidikan di Singapura akan diberi kemudahan-kemudahan untuk proses keimigrasian termasuk pemberian visa. Visi di bidang pendidikan bukan semata-mata sebagai sarana pengembangan sumber daya manusia namun juga menjadi sumber keuangan negara. Kementerian Pendidikan Singapura juga melakukan kerjasama di bidang pendidikan dengan negara-negara lain, termasuk Indonesia.












15
PENUTUP
Kesimpulan
Dari pemaparan makalah diatas dapat disimpulkan bahwa segala permasalahan bangsa Indonesia berawal dari sistem pendidikan yang tidak efektif yang ada di Indonesia. Mulai dari kasus korupsi dan kolusi, rendahnya pereokonomian Indonesia, tindak kriminal, dan lain sebagainya. Namun pemerintah sudah merencanakan berbagai langkah untuk memajukan sistem pendidikan Indonesia, seperti mengirim 20 guru pergi ke negara Finlandia untuk melakukan pembelajaran menjadi guru yang baik dan menciptakan pelajar yang berkualitas dan berkompeten. Lalu menyusul rencana memberangkatkan dosen, pelajar, akademi, hingga kepala sekolah dan pengawas.
Rencana lainnya adalah pemberlakuan kurikulum baru yaitu penghapusan mata pelajaran Bahasa Inggris, dan Ilmu Pengetahuan d tingkat SD. Program ini dilakukan dalam upaya menyederhanakan pendidikan, mengurangi angka putus sekolah, dan menghasilkan lebih banyak doktor.
Mempelajari dan menerapkan sitem pendidikan dari negara maju juga cukup penting, guna untuk evaluasi dari program-program sebelumnya  untuk meningkatkan sistem pendidikan di Indonesia. Seperti negara Jerman yang mengutamakan pemerataan hak mendapatkan pendidikan dan penghargaan terhadap prestasi pendidikan. Lalu di negara Amerika lebih membatasi peran pemerintah pusat dalam mengatur sistem pendidikan, dan sudah menjadi tanggung jawab pemerintah negara bagian, sehingga sistem ini terbukti mampu menjalankan sistem pendidikan dengan baik.










16
Saran
Dalam mengatasi berbagai masalah yang timbul di Indonesia, harus menerapkan sebuah sistem yang tepat dan akurat. Dalam konteks ini peran pemerintah sangat penting dalam upaya meningkatkan mutu dan kemajuan sistem pendidikan di Indonesia agar dapat bersaing di kaca Internasional. Untuk mewujudkan hal tersebut maka diperlukannya suatu program yang dapat merubah atau mengevaluasi sistem pendidikan untuk kedepannya agar lebih baik lagi.
Perlu diperhatikan sebelum memutuskan suatu kebijakan, pemerintah seharusnya mengetahui dan dapat menganalisa bagaimana tanggapan masyarakat terhadap kebijakan tersbut, efisien atau tidak, dan yang paling penting adalah program tersebut harus dapat berjalan dengan lancar hingga tujuan pemerintah dapat tercapai. Jangan sampai suatu kebijakan menemui kebuntuan sehingga kebijakan tersebut harus berhenti ditengan jalan, hal ini dapat merugikan suatu negara karena harus memikirkan lagi suatu perubahan yang membutuhkan dana lagi. Lalu suatu negara harus bisa mengamati dan memahami bagaimana jalannya sistem pendidikan dari negara maju, tujuannya sebagai referensi dan evaluasi bagi negara kita untuk memperbaiki sistem pemdidikan Indonesia.   

Daftar Pustaka





17